Boomerang jadi Karyawan Palugada, Tips Supaya Enggak Terjebak!

Salah satu dampak yang dialami oleh karyawan palugada adalah burnout. Sumber gambar: Adobe Express

Like

Menjadi karyawan yang banyak kelebihan itu memang ada bagusnya, yaitu untuk personal branding, karena akhirnya seseorang tersebut akan dikenal kompeten di banyak bidang. 

 
Namun sebaiknya jangan terlalu berlebihan. Yang utama tetap harus fokus dan profesional. Tentu saja harus tahu menempatkan diri, kapan waktu yang tepat untuk menunjukkan keahlian di bidang lain tersebut, baik di depan rekan, atasan, HRD, bahkan pemilik perusahaan. 
 
Meski demikian, sekarang ini, ada istilah karyawan Palugada. Karyawan, Palugada atau "apa lu mau gua ada", dapat diartikan sebagai karyawan yang bisa mengerjakan apapun, sesuai permintaan. 
 
 

Karyawan Profesional vs Palugada

Karyawan profesional dan karyawan palugada memiliki banyak ciri-ciri. Namun satu hal yang yang paling mencolok yaitu, karyawan profesional kenal diri sendiri, sedangkan karyawan palugada seringkali tidak memiliki hal tersebut. 
 
Karyawan profesional mengerti kelebihan dan kekurangan diri-sendiri. Ketika mengerjakan pekerjaannya, karyawan tersebut tahu kekurangan dia, kelebihan dia, paling senang mengerjakan di proyek apa, dan paling tidak senang mengerjakan proyek apa. Jadi ada antisipasi di segala hal.
 
Berbeda dengan karyawan profesional, karyawan palugada seringkali tidak tahu hal-hal tersebut, yang berakibat tidak fokus dan sekedarnya saja. Bahkan berakhir pada bingung sendiri dan tidak mengerjakan apapun.

Baca Juga: Mengurangi Drama Pemilik Usaha dengan Karyawan
 

Contoh:

Karyawan pengadaan bahan baku, paling tidak suka menerima bahan yang tidak sesuai standar karena harus mengembalikan bahan baku tersebut; karyawan produksi butuh waktu satu minggu untuk menghapalkan semua lini produksi dengan baik; karyawan pengendalian mutu paling malas kalau formulir-formulir yang ditempel-tempel di setiap ruang untuk mengendalikan muta tidak segera diisi setiap hari oleh karyawan di ruangan tersebut, karyawan pemasaran paling stress kalau kerja samanya dengan konten kreator tidak For You Page (FYP), dan karyawan keuangan pusing kalau modalnya bolak-balik diambil bosnya.
 
Sedangkan karyawan palugada, yang katanya paham dan bisa melakukan pekerjaan pengadaan bahan baku, produksi, pengendalian mutu, pemasaran dan keuangan, mungkin akan bingung saat diberi beberapa dari tugas tersebut, dan berakhir dengan dia tidak mengerjakan apa-apa. Justru akan mendengarkan musik atau main game.