Mengurangi Drama Pemilik Usaha dengan Karyawan

Drama antara pemilik usaha dengan karyawan seharusnya diminimalisasi untuk efisiensi biaya, waktu, dan tenaga kedua belah pihak. Sumber gambar: Pixabay

Drama antara pemilik usaha dengan karyawan seharusnya diminimalisasi untuk efisiensi biaya, waktu, dan tenaga kedua belah pihak. Sumber gambar: Pixabay

Like
Drama sering muncul di antara pemilik usaha dan karyawan, baik yang parah hingga sedang, dan ini harus diminimalisir. Ini penting untuk efisiensi biaya, waktu, dan tenaga kedua belah pihak.
 

Drama Parah hingga Ringan

Drama sering muncul di antara pemilik usaha dan karyawan. Drama yang parah, seperti diungkapkan oleh salah satu pemilik usaha Arli Kurnia, contohnya adalah karyawan korupsi hingga 700 juta rupiah atau karyawan terus berhutang padanya dan setelah itu menghilang, tidak tahu rimbanya.
 
Sedangkan drama yang ringan antara lain mogok kerja, sering izin, dan pengajuan pengunduran diri.

Baca JugaTips Membangun Hubungan Baik dengan Karyawan bagi Pemilik UMKM

 

Hal yang Menyebabkan Drama

Ada beberapa hal yang menyebabkan pemilik usaha dan karyawan drama, seperti:
  1. Ekspektasi yang berbeda. Pemilik usaha dan karyawan mungkin memiliki harapan yang berbeda tentang kerja, tingkat komunikasi, dan perawatan.
  2. Target dan tujuan yang berbeda. Pemilik usaha mungkin mempunyai target dan tujuan yang berbeda dari karyawannya, seperti berupa jumlah penjualan atau keuntungan.
  3. Kekeliruan. Ketika komunikasi kurang jelas, dapat menyebabkan kekeliruan dalam tugas yang diberikan atau diharapkan. Hal ini sering terjadi ketika beberapa pihak berupaya untuk mengerjakan tugas dengan menggunakan dasar dan referensi yang berbeda
  4. Gaji dan kompensasi. Karyawan mungkin ingin naikkan gaji, sementara pemilik usaha mungkin tidak mampu atau mau untuk melakukannya.
  5. Jam kerja. Karyawan mungkin menginginkan jam kerja lebih fleksibel, sementara pemilik usaha mungkin tidak dapat mendukung ini karena kebutuhan bisnis.