Mengatur Keuangan di Masa Pandemi

Di masa pandemi jadikan ini sebagai peluang untuk memulai sesuatu yang dapat menghasilkan.

Like

Dampak Covid-19 terhadap perekonomian memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Penyebaran virus Corona memberikan dampak yang signifikan pada sektor keuangan nasional, yang turut mengubah perilaku masyarakat dalam pengelolaan keuangan.

Mengelola keuangan saat pandemi menjadi tantangan tersendiri bagi sejumlah masyarakat, karena membutuhkan cara yang berbeda dari yang biasa dilakukan. Situasi ini memang penuh dengan ketidakpastiian. Banyak orang yang terhambat pemasukannya, dan hal itu yang menyebabkan kondisi keuangannya mereka jadi bermasalah.

Pada saat pandemi seperti sekarang ini, masyarakat Indonesia cenderung lebih berhati-hati dalam mengatur keuangan dan memilih untuk lebih banyak menyisihkan pendapatannya untuk di tabung.

Tidak jarang pula, masyarakat juga mengambil langkah dengan membuat usaha kecil-kecilan seperti makanan cepat saji ataupun camilan, alat kesehatan seperti masker serta face shield, dan juga menjual baju-baju mereka dengan harga murah atau yang biasa disebut dengan thrift, untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Sebenarnya, dengan kondisi seperti sekarang, juga dapat di manfaatkan oleh masyarakat untuk membuat usaha supaya kondisi keuangannya tetap stabil, atau minimal tetap ada pemasukan. Masyarakat dapat memulai usaha nya dengan modal yang kecil dan dapat dilakukan dari rumah melalui media sosial yang mereka punya.


Peluang bisnis yang muncul karena pandemi ini ternyata cukup menguntungkan. Semua tinggal bagaimana kita mengelola keuangan dengan baik.

Selain mencari sumber penghasilan tambahan, kita juga harus mengurangi pembelian barang-barang yang dirasa kurang penting. Seperti peralatan untuk mandi yang biasanya kita beli dengan jumlah Rp500.000, sekarang kita bisa harus menghemat dengan membeli hanya sejumlah Rp 200.000.

Selain itu, kita juga perlu menyisihkan sebagian dari pendapatan kita untuk dana darurat, yang dapat kita pergunakan saat ada pandemi yang tidak menentu seperti sekarang. Perlu juga membedakan mana yang menjadi keinginan dan mana yang menjadi kebutuhan. Karena terkadang, keinginan kita lebih besar dan hal itulah yang membuat kita menjadi lupa untuk menabung sebagai dana darurat.