Program Makan Siang Gratis: Siapa yang Terdampak dan Bagaimana Implementasinya?

Ilustrasi makan siang bergizi (Foto Pixabay.com)


Dalam kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2024 yang lalu, program makan siang gratis menjadi program unggulan dari pasangan Prabowo-Gibran.

Program tersebut terbukti cukup menarik banyak pemilih hingga mereka keluar menjadi pemenang dan sekarang sudah dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI untuk masa jabatan 2024-2029. 
 

Mengapa Tidak Sarapan Bisa jadi Lebih Baik?

Dokter Zaidul Akbar pernah menjelaskan dalam pemaparannya bahwa waktu siang itu hormon lapar manusia sedang meningkat. Artinya, bahwa kebutuhan manusia untuk makan cukup besar di waktu ini. 

Jadi, bukan waktu pagi, karena di waktu tersebut saatnya buang-buang air. Ya, air kecil, air besar, air sedang, eh, air sedang?

Logikanya, ketika buang air, kok dimasuki lagi makanan? Ini mau dikeluarkan, eh, ditambah lagi bebannya dengan makanan yang masuk alias datang. 

Seorang dokter yang menjadi konten kreator di TikTok pernah juga mengatakan bahwa lebih sehat memang tidak usah sarapan.


Masih ada hubungannya dengan Dokter Zaidul, kalori yang tersimpan dalam tubuh manusia itu sedemikian melimpahnya di waktu pagi.

Jadi, tidak perlu ditambahkan dengan nasi uduk, gado-gado, mie instan, sosis, meskipun dulunya saat remaja pernah menjadi Ketua OSIS. 

Hal tersebut memang bagus sih, pagi tidak usah sarapan. Namun, akan lain ceritanya saat menginap di hotel.

Apalagi hotel yang berbintang, tidak berbulan, apalagi bermatahari. Restoran hotel menyediakan makanan yang sangat berlimpah. Hampir seperti pesta pernikahan. 

Semuanya bisa diambil sesuai selera. Termasuk makanan berat. Roti tawar, bubur ayam, nasi goreng, nasi kuning, nasi putih, ayam, kue-kue jajanan pasar, dan lain sebagainya. Kita pun merasa rugi jika tidak mengambil sebagian besar di antaranya.

Baca Juga: Program Makan Siang Gratis, Solusi Perbaikan Gizi Anak?

Sudah bayar hotel, kok mengambilnya cuma air putih? Kok cuma buah? Apalagi ada cukup banyak orang yang sarapan. Membuat kita jadi tidak mau kalah. Kita maunya jadi yang terdepan, yang lain pasti ketinggalan. Eh, kok jadi serasa iklan sepeda motor, ya? 

Berbagai limpahan makanan yang super kalori itu tentu mendatangkan efek. Apakah ada kaitannya dengan bursa efek?

Oh, tidak. Efek yang ditimbulkan selanjutnya adalah rasa mengantuk. Karbohidrat yang terlalu banyak dimasukkan ke dalam tubuh justru membuat tidak terlalu produktif. Tubuh jadi berat dan itu tadi mengantuk sebelum siang. Pernah mengalami? 

Teman saya yang berprofesi sebagai seorang guru dan dulunya ada niat untuk saya nikahi, cieh malah curhat, mengatakan bahwa untuk makan di waktu pagi nanti saja di atas jam 10.

Ini yang susah dilakukan, apakah harus makan di atas jam dinding yang menunjukkan angka sepuluh? Bisa pecah, dong, kaca jam dindingnya jika makan di situ sambil duduk? 

Kalau pagi, teman saya tersebut, sepertinya dulu dia ada rasa juga dengan saya, punya kebiasaan di waktu pagi cuma makan kurma. Nah, makanan ini memang cukup bagus untuk mengisi perut. Cukup dimakan buah kurmanya saja, jangan dengan bijinya, meskipun kita saking laparnya.