5 Mitos SEO yang Mesti Kamu Ketahui, Jangan Sampai Tersesat ya!

5 Mitos SEO yang Sesat (Sumber gambar: Freepi.com)

Like

SEO adalah kependekan dari Search Engine Optimization. SEO sendiri adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaima mengoptiomasi keyword agar muncul di lama teratas mesin pencari. 

Di dalamnya, kita akan mempelajari banyak hal tentang 4 metode SEO utama. Yakni On Page SEO, Off Page SEO, Local SEO, dan juga Technical SEO.

Keempat metode SEO ini, harus dapat kamu jalankan sesuai dengan algoritma terbaru dari Google. Jika tidak, maka segala teknik yang dijalankan dari 4 metode SEO sebelumnya, akan berakhir sia-sia.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Blog untuk Belajar SEO Bagi Pemula

Selain itu, mempelajari perkembangan terbaru daripada algoritma Google, juga akan menghindarkan kamu dari berbagai mitos, hoax, atau opini-opini sesat seputar dunia SEO.

Berbicara tentang mitos, hoax atau opini sesat di dunia SEO, mimin punya 5 daftar populernya. 5 daftar mitos, hoax, atau opini sesat tentang SEO ini, akan mimin bahas lugas di dalam artikel. Jadi, silahkan simak baik-baik ya!.
 

1. Menggunakan Teknik Skyscraper Content itu Wajib

Tangkapan Layar SERP (Dokumen Bisnis Muda)

Opini sesat seputar SEO yang pertama, sekaligus menjadi salah satu yang populer adalah teknik skyscraper content itu selalu ampuh.

Sebagian yang lain berkata bahwa menjalankan teknik skyscraper content itu wajib hukumnya. Lantas, apa sih yang dimaksud dengan teknik skyscraper content ini?.

Teknik skyscraper content ini, adalah teknik produksi konten, di mana konten yang dihasilkan akan memiliki jumlah kata, tampilan, gambar, dan elemen multimedia lainnya yang lebih banyak, ketimbang konten sejenis yang sudah ada di hasil pencarian Google. Teknik ini sendiri, dipopulerkan oleh Brian Dean.

Gampangnya, ketika kamu ingin menuliskan konten tentang daftar kucing populer di Indonesia tahun 2024, dan kamu menemukan di Google sudah ada yang membahasnya dengan jumlah daftarnya mencapai angka 10.

Kemudian, kamu berinisiatif untuk membuat konten baru yang sejenis, tapi dengan daftar yang lebih banyak, semisal 15 daftar. Ya, teknik ini sering diterapkan pada konten artikel berjenis listicle.

Baca Juga: 5 Tips dan Trik Membuat SEO Plan

Teknik seperti ini, untuk beberapa kasus memang ampuh. Tapi, tidak selamanya teknik ini dapat berjalan dengan baik.


Apalagi jika penggunanya hanya fokus pada metrik-metrik yang dapat diukur dengan pasti. Seperti hanya fokus pada kuantitas jumlah kata, jumlah backlink, jumlah elemen multimedia seperti gambar yang digunakan dan lain-lain, serta mengabaikan metrik yang tidak dapat diukur dengan pasti, seperti konten benar-benar berkualitas dan human friendly.

Jika konten yang kita tuliskan benar-benar berkualitas, dan sesuai dengan search intent keyword tertarget, maka jumlah daftar atau jumlah kata yang ada, tidak akan banyak memengaruhi. Kamu bisa melihat salah satu contoh nyatanya melalui gambar di atas.

Jadi, mengatakan bahwa menggunakan atau menjalankan teknik skyscraper content itu wajib, adalah opini yang sesat.


2. Jangan Posting Konten Sebelum Semua Parameter Yoast SEO Menjadi Hijau

 

Sumber: Hashtagjeff.com

 

Yoast SEO adalah salah satu plugin SEO terpopuler, terlebih untuk kamu yang menggunakan WordPress. Plugin SEO satu ini, memudahkan penggunanya untuk dapat membuat konten yang SEO friendly dengan cepat.

Plugin ini menggunakan banyak indikasi-indikasi atau poin penting, yang harus dapat pengguna penuhi jika ingin konten yang diproduksinya masuk kategori SEO friendly.

Terdapat 3 kategori penilaian dari Yoast SEO ini, yakni SEO, Readability dan juga Inclusive Language. Apabila ketiga kategori penilaian ini sudah mendapatkan lampu hijau, bukan kuning atau merah, maka konten yang diproduksi sudah masuk ke kategori SEO friendly.

Saking powerfulnya plugin satu ini, tidak sedikit pula SEO marketer yang percaya, bahwa kontennya tidak boleh diupload sama sekali jika semua indikasi atau poin penting Yoast SEO, belum mendapatkan lampu hijau. Lantas benarkah pemikiran seperti ini?.

Tentu saja tidak ya!. Yoast SEO hanyalah tools yang membantu kita untuk dapat membuat konten menjadi SEO friendly. Setiap saran yang diberikan oleh plugin ini, bersifat rekomendasi, bukan wajib harus diikuti. Yang paling penting adalah kamu yang dapat memastikan konten yang dikreasikan, masuk kategori Human Friendly

Jadi, apabila Yoast SEO memberikan rekomendasi poin tertentu dalam konten agar menjadi hijau, tetapi hasil rekomendasi tersebut malah menjadikan konten kurang human friendly, maka abaikan saja.


3. Backlink dari Web Domain ac.id Itu Lebih Berkualitas

 

Sumber: Telkom

 

Opini sesat SEO berikutnya adalah backlink yang didapatkan dari web domain ac.id atau dari lembaga pendidikan atau edukasi, lebih berkualitas dan bernilai ketimbang backlink yang didapatkan dari domain lain.

Anggapan ini muncul dikarenakan website yang menggunakan domain ac.id, sch.co.id, atau sejenisnya, membutuhkan persyaratan yang tidak mudah untuk dipenuhi.

Karena hal inilah, banyak yang percaya bahwa backlink yang didapatkan dari website dengan domain seperti ini, lebih berkualitas dan juga tepercaya.
 

4. Blogwalking itu Tidak Penting

 

Sumber: RajaBacklink.com

 

Berikutnya adalah opini yang mengatakan bahwa blogwalking itu tidak penting. Sebelum lanjut membantah opini ini, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu blogwalking.

Blogwalking adalah kegiatan menjelajah blog lain, biasanya dilakukan pada blog yang nichenya sejenis. Setiap kegiatan penjelajahan ini, akan diakhiri dengan sebuah jejak.

Jejak di sini, adalah berbentuk komentar. Kegiatan seperti ini, jelas dapat memberikan kita banyak manfaat. Selain membantu kamu temukan lebih banyak referensi konten, peluang bertambahnya traffic website dari hasil kunjungan pemilik yang web-nya sudah kita jelajah, kemungkinan besar akan terbuka.

Blogwalking adalah salah satu cara terbaik untuk pemilik website dapat membangun koneksi bisnisnya, dengan pebisnis lain yang memiliki niche web sejenis. Dari penjelasan ini, kamu pastinya tidak akan setuju pernyataan blogwalking itu tidak penting bukan?.

Lantas, mengapa opini ini bisa muncul. Tidak lain dan tidak bukan adalah kualitas dari blogwalking itu sendiri yang menurun.

Ya, kebanyakan pemilik web atau blogger yang melakukan kegiatan ini, tidak benar-benar memberikan komentar yang relevan. Melainkan hanya memberikan komentar pendek begitu saja, yang bahkan sering tidak relevan dengan isi konten. Parahnya lagi, tidak sedikit malah menanamkan backlink di kolom komentar begitu saja.


5. Menargetkan Kata Kunci Pada Domain Web itu Dapat Tingkatkan SEO

 

Sumber: SERP Google