Peluang Bisnis Kerupuk di Pasar E-commerce, Ternyata Bisa Raup Cuan Besar!

Foto kerupuk oleh Jason Goh dari Pixabay (sumber: https://pixabay.com/id/photos/krupuk-digoreng-biskuit-keropok-491231/)

Like

Dalam beberapa tahun terakhir, industri makanan ringan di Indonesia, khususnya kerupuk, telah mengalami transformasi yang signifikan.

Bisnis kerupuk yang dulunya hanya dijajakan menggunakan gerobak di pinggir jalan kini mulai merambah ke dunia e-commerce.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia menyumbang sekitar 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, dan kerupuk menjadi salah satu produk unggulan dalam kategori ini.

Transformasi ini tidak hanya membuka peluang baru bagi para pengusaha kerupuk, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dan nasional. 
 

Peluang Kerupuk di Pasar E-commerce 

Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia yang mencapai 77 persen dari total populasi, menurut data dari Statista, memberikan peluang besar bagi pelaku usaha kerupuk untuk memanfaatkan platform e-commerce.

E-commerce memungkinkan pengusaha kecil untuk menjangkau pasar yang lebih luas tanpa batasan geografis.


Misalnya, kerupuk yang awalnya hanya dinikmati oleh masyarakat lokal kini bisa dikirim ke berbagai daerah di Indonesia bahkan ke mancanegara.

Hal ini sejalan dengan laporan FAO yang menyatakan bahwa digitalisasi dalam sektor pertanian dan pangan dapat meningkatkan pendapatan petani dan pelaku usaha kecil. 

Data dari BPS juga menunjukkan bahwa sektor perdagangan online mengalami pertumbuhan yang pesat, dengan nilai transaksi mencapai Rp253 triliun pada tahun 2021.

Ini menunjukkan bahwa ada permintaan yang tinggi untuk produk-produk lokal, termasuk kerupuk. Oleh karena itu, beralih ke e-commerce bukan hanya sekadar pilihan, tetapi sebuah kebutuhan bagi pelaku usaha kerupuk untuk bertahan dan berkembang di era digital ini. 
 

Strategi Pemasaran yang Efektif 

Dalam memasuki dunia e-commerce, strategi pemasaran yang efektif sangat diperlukan. Pengusaha kerupuk perlu memanfaatkan media sosial sebagai alat promosi.

Menurut data dari Statista, pengguna media sosial di Indonesia mencapai 170 juta orang, sehingga platform seperti Instagram dan Facebook menjadi saluran yang sangat efektif untuk memasarkan produk kerupuk.

Pengusaha dapat memanfaatkan konten visual yang menarik untuk memperlihatkan produk mereka, mulai dari proses pembuatan hingga cara penyajian. 

Selain itu, kolaborasi dengan influencer juga dapat meningkatkan visibilitas produk. Banyak pengusaha kerupuk yang telah berhasil meningkatkan penjualan mereka dengan menggandeng influencer untuk mempromosikan produk mereka.

Misalnya, seorang influencer kuliner yang memiliki jutaan pengikut dapat membantu memperkenalkan kerupuk lokal kepada audiens yang lebih luas.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa 49% konsumen mengaku terpengaruh oleh rekomendasi influencer dalam keputusan pembelian mereka.