Persaingan Iklan Antar Brand Produk Indonesia (Sumber gambar: Wikimedia Commons)
Salah satu bentuk tantangan yang harus siap pebisnis hadapi ketika menjalankan bisnisnya, adalah tantangan yang berasal dari faktor eksternal.
Tantangan ini, memang tidak dapat dikendalikan secara sempurna. Tapi, pengaruhnya terhadap perkembangan bisnismu, dapat diatur.
Apabila strategi pemasaran yang kamu gunakan tepat sasaran, tentu saja, pengaruh dari persaingan kompetitor tidak akan kentara terasa.
Adapun keberhasilan strategi pemasaran yang dilakukan, sangat bergantung pada seberapa matang kamu merencanakannya.
Kamu harus bisa menemukan celah yang tepat demi dapat terus mengungguli atau bersaing ketat dengan kompetitor.
Persaingan dalam bisnis, adalah sesuatu yang wajar. Kadang kala bisnis yang kamu jalankan menjadi pemenang, dan kadang kala bisnismu lah yang berada di pihak yang kalah.
Dapat dikatakan bahwa bisnis yang di dalamnya penuh persaingan, adalah bisnis yang paling banyak ikan (calon pelanggan) di dalamnya. Kita dapat menyebutnya sebagai pasar red ocean.
Pasar red ocean memberikan banyak keuntungan untuk pebisnis. Salah satu dari keuntungan tersebut adalah mudahnya proses riset pasar, konten dan trend.
Sayangnya, keuntungan ini sekaligus menjadi kelemahan untuk red ocean itu sendiri. Mudah dan melimpahnya akses data, menjadikan persaingan di red ocean begitu mengerikan.
Tidak sedikit bahkan brand-brand besar, termasuk di Indonesia, yang larut dalam persaingan tersebut, dan membuatnya begitu memorable di mata kita.
Baca Juga: 5 Pertimbangan Ketika Memulai Bisnis Minuman
5 Persaingan Bisnis Antar Brand Indonesia
Nah, di dalam artikel ini, mimin akan membahas tentang 5 persaingan bisnis melegenda yang pernah terjadi antar brand Indonesia. Penasaran apa saja persaingan bisnis tersebut?, simak baik-baik artikel ini ya!.
1. Telkomsel (AS) vs XL
Persaingan bisnis melegenda pertama antar brand Indonesia, adalah persaingan antara perusahaan penyedia kartu telepon dan internet, AS dari perusahaan Telkomsel, dan XL dari perusahaan XL Axiata.
Persaingan di antara perusahaan provider ini sudah sangat melegenda dan bahkan tergambarkan dengan jelas melalui taktik saling serang melalui iklan Televisi. Selain tentunya saling serang melalui perang harga.
Saat itu, brand XL sudah memiliki Sule dan juga Baim kecil sebagai brand ambassadornya. Dalam sebuah iklan, diceritakan bahwa Baim harus mengatakan “Om Sule Ganteng”. Tapi dibalas dengan jujur oleh Baim “Om Sule Jelek”. XL membuat slogan “Sejujur Baim, Sejujur XL”.
Iklan ini dibalas oleh Telkomsel dengan meluncurkan kartu AS dan di dalam iklannya disisipkan kata-kata “Makanya, jangan mau dibohongin anak kecil”.
Hebatnya, Sule pada akhirnya direkrut oleh Telkomsel itu sendiri sebagai BA yang baru. Mulai saat itulah, perang iklan antara kedua provider ini menjadi lebih seru.
2. Aqua vs Le Minerale
Persaingan bisnis kedua yang melegenda adalah persaingan antara penyedia air minum mineral Aqua dan juga Le Minerale.
Aqua adalah brand kemasan air minum yang dibuat oleh Tirto Utomo pada tahun 1973. Sejak saat itu pula, Aqua menjelma sebagai top tier. S
edangkan Le Minerale adalah brand kemasan air minum yang dibuat oleh perusahan Mayora tahun 2015.
Perang di antara keduanya dimulai saat talent iklan Le Minerale, Nycta Gina berkata di dalam iklan “Kalau galonnya gak bening, yakin airnya bersih”?. Secara tidak langsung iklan ini menyindir galon Aqua yang berwarna keruh.
Iklan ini kemudian dibalas Aqua melalui talent iklannya Raisa. Raisa berkata di dalam iklannya walau perlu banyak galon di rumah, galonnya tidak jadi tumpukan sampah. Menyindir Le Minerale yang menggunakan galon sekali pakai.
Iklan ini kemudian dibalas Le Minerale melalui talent iklannya dr. Reisa Broto Asmoro yang memaparkan 3 keunggulan dari galon Le Minerale. 3 keunggulan ini juga menyindiri galon Aqua.
Baca Juga: 5 Pilihan Minuman Sehat Non-Kopi yang Cocok untuk Mengusir Kantuk
3. Tolak Angin vs Bintang Toedjoe
Selanjutnya ada persaingan antara Tolak Angin dan juga Bintang Toedjoe. Tolak Angin adalah jamu herbal yang diproduksi oleh PT. Industri Jamu dan juga Farmasi Sido Muncul.
Produk jamu herbal ini terkenal dengan slogannya yang ikonik, “Orang Pintar Minum Tolak Angin”. Sedangkan Bintang Toedjoe adalah produk dari PT Bintang, anak perusahaan dari PT Kalbe Farma.
Saya ini beruntung alias bejo. Orang malas kalah sama orang pintar. Orang pintar kalah sama orang bejo. Meski bejo harus kerja, bisa-bisa masuk angon loh. Masuk angin minum Bintang Toedjoe Masuk Angin. Aroma terapinya langsung hangat, angin langsung minggat. Istriku senang, lha bejoku gueede. Orang bejo lebih untung dari orang pinter
Usut punya usut serangan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan stigma Bintang Toedjoe yang saat itu masih termasuk ke dalam kategori Me Too Product, di bawah Tolak Angin.
4. Larutan Cap Badak vs Cap Kaki Tiga
Di nomor 4 adalah persaingan antara 2 brand yang punya desain produk relatif sama, tetapi berbeda di logo, yakni Larutan Cap Badak vs Cap Kaki Tiga.
2 brand ini adalah berasal dari perusahaan yang sama, yakni PT. Wen Ken Drug (WKD) Co dari Singapura. Perusahaan ini kemudian menyasar ke pasar Indonesia dan memberikan lisensi kepada PT. Sinde Budi Sentosa (SBS).
Hubungan bisnis di antara keduanya semula baik-baik saja, setidaknya sebelum tahun 2004. WKD melakukan perubahan besar-besaran yang itu dinilai SBS memberatkan.
Persaingan di antara kedua PT ini memanas hingga ke persidangan. Di persidangan pertama SBS menang.
Tidak puas, WKD lanjut melayangkan gugatan kedua. WKD dianggap berkhianat karena mendaftarkan merek Cap Kaki Tiga tanpa adanya gambar badak. Mereka menuding SBS mendaftarkan logo badak tersebut atas nama pribadi Tjioe Budi.
Di gugatan kedua ini, WKB kembali menang. Mereka menang berkat aturan HAKI. Uniknya, SBS menggunakan slogan yang amat sangat menyindir lawannya itu, yakni “Larutan Penyegar Cap Badak, Yang Asli, Yang Ada Badaknya”.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.