Ilustrasi Food Vlogger (Foto: freepik.com)
Belakangan ini, dunia kuliner dihebohkan dengan tren food vlogger yang memberikan ulasan jujur bahkan super pedas terhadap bisnis kuliner. Media sosial saat ini menjadi arena baru bagi industri kuliner.
Food vlogger dengan ribuan hingga jutaan pengikut bisa dengan mudah mengangkat atau menjatuhkan reputasi sebuah bisnis kuliner hanya dengan satu ulasan.
Fenomena ini menimbulkan pro dan kontra bagi sebagian pengusaha, kritik dari food vlogger bisa menjadi masukan berharga, tetapi bagi yang lain, review negatif justru berdampak besar pada kelangsungan bisnis.
Ada yang menganggap ini sebagai masukan berharga, tapi ada juga yang merasa bisnisnya terdampak negatif, bahkan hingga gulung tikar gara-gara review buruk.
Jadi, sebenarnya, apakah food vlogger boleh mengkritik secara terbuka di media sosial? Dan bagaimana seharusnya pengusaha menyikapi ulasan negatif ini? Yuk, kita bahas!
Kode Etik Food Vlogger: Boleh Kritik, tapi Jangan Sembarang!
Food vlogger memang punya hak untuk menyuarakan pendapatnya, tapi ada batasan yang tetap harus dijaga.Ini beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:
Baca Juga: KOL sebagai Strategi Pemasaran Digital, Gimana Prospeknya?
1. Kritik Harus Berdasarkan Fakta
- Ulasan harus jujur, objektif, dan berdasarkan pengalaman nyata.
- Jangan sampai mengarang cerita atau melebih-lebihkan demi engagement.
2. Gunakan Bahasa yang Santun dan Konstruktif
- Kritik boleh tajam, tapi tetap dengan bahasa yang sopan.
- Hindari kalimat yang menjatuhkan atau terkesan merendahkan usaha orang lain.
3. Pahami Dampak dari Ulasan
- Dengan followers yang banyak, ulasan dari food vlogger bisa memengaruhi bisnis seseorang.
- Jangan sampai niat mengulas malah merugikan pengusaha tanpa alasan yang jelas.
4. Berikan Kesempatan untuk Klarifikasi
- Jika menemukan kekurangan, ada baiknya menghubungi pemilik usaha dulu.
- Bisa jadi ada kendala yang tidak terlihat di balik layar.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.