Be-emers, pernah mengunjungi candi Borobudur yang berada di Mageleng sebagai salah satu situs peninggalan sejarah? Meskipun belum pernah, tentunya mengenal dan mengetahui candi tersebut, bukan?
Setiap tahun puncak perayaan Waisak di Indonesia dirayakan di candi Borobudur. Perayaan tersebut dibuka secara umum, meskipun bukan umat agama Budha, masyarakat diperbolehkan mengikuti setiap acara yang diadakan di sana.
Seperti festival lampion, drone show dan lain-lain. Hal tersebut realeted dengan ajaran toleransi yang merupakan fondasi kuat persatuan dan kesatuan negara.
Memahami dan Memaknai Perayaan Waisak
Secara umum kita mengenal waisak sebagai hari raya umat Budha. Namun, sejatinya waisak lebih dari sekedar perayaan semata. Terdapat nilai-nilai spiritual, budaya yang dapat kita ambil sebagai pelajaran hidup.
Perayaan waisak jatuh pada tanggal yang berbeda di setiap tahunnya, tetapi biasanya terjadi pada bulan Mei. Terdapat tiga peristiwa penting di dalam perayaan waisak yang lebih dikenal dengan Hari Tri Suci Waisak yang meliputi:
- Kelahiran Siddharta Gautama
- Pencerahan Siddharta Gautama hingga menjadi Buddha
- Wafatnya Buddha Gautama (Parinibbana).
Tiga peristiwa penting tersebut merupakan dasar penentuan perayaan Waisak. Hari Tri Suci diyakini terjadi pada hari yang sama yaitu pada bulan Waisak berdasarkan perhitungan kalender lunar.
Apa Makna Waisak?
Sebagai peringatan Hari Tri Suci Waisak, di dalamnya mengandung makna mendalam dan nilai-nilai luhur yang relevan diterapkan di kehidupan sehari-hari, seperti:
1. Cinta Kasih dan Moralitas
Di dunia modern saat ini, manusia di seluruh duni semakin dekat dan terhubung. Teknologi memudahkan kita untuk berbagi informasi dan saling berkomunikasi di ruang publik.
Ragam manusia dengan latar belakang, suku dan budaya dapat berinteraksi tanpa batas.
Sayangnya perbedaan-perbedaan tersebut sering kali pemicu konflik karena kurangnya pemahaman. Namun, dengan cinta kasih kita dapat menerima perbedaan dan menumbuhkan rasa kasih sayang yang tulus terhadap sesama.
Saling menghargai dan mengedepankan etika. Sehingga tercipta kehidupan masyarakat yang humanis.
2. Toleransi antar umat beragama
Toleransi merupakan salah satu nilai yang terkandung dalam perayaan Waisak. Perayaan di Candi Borobudur dapat dijadikan contoh dalam merefleksikan toleransi secara nyata.
Kegitan yang melibatkan masyarakat lintas agama mencerminkan tolernasi dan kerukunan hidup antar umat beragama. Saling menghargai dan menghormati sesama.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.