Digitalisasi Pangan: Inovasi Cerdas dari Halaman Rumah Menuju Kedaulatan Pangan di Kalimantan Timur

Digitalisasi Pangan: Inovasi Cerdas dari Halaman Rumah Menuju Kedaulatan Pangan di Kalimantan Timur. (Foto. Freepik.com)

Like

Di era teknologi yang terus berkembang pesat, wajah pertanian juga harus ikut berubah. Enggak perlu lagi lahan luas atau alat berat, kini pertanian bisa dimulai dari halaman rumah sendiri, bahkan dari ember bekas atau sisa dapur.

Di Kalimantan Timur, wilayah yang semakin bersinar karena kehadiran Ibu Kota Nusantara, sudah saatnya muncul inovasi pertanian rumahan yang cerdas dan terhubung secara digital.
 

Menanam dengan Data, Merawat dengan AI

Jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa, Indonesia merupakan pasar yang sangat besar untuk industri teknologi, termasuk kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Menurut laporan Datareportal 2023, Indonesia memiliki 212 juta pengguna internet dengan tingkat penetrasi mencapai 77%, 167 juta pengguna media sosial, dan 353 juta sambungan seluler aktif.

Bayangkan setiap keluarga punya aplikasi pintar di genggaman yang membantu mencatat jenis tanaman, kondisi tanah, hingga hasil panen secara rutin.

Aplikasi ini pakai kecerdasan buatan (AI) yang menganalisis data tersebut untuk memberikan rekomendasi tepat, mulai dari kapan tanaman perlu lebih banyak air, pupuk terbaik, sampai waktu panen yang paling pas.


Jadi, keluarga bukan cuma menanam asal-asalan, tapi jadi petani mikro yang efektif dan terukur. Keren banget bukan?

Baca Juga: Kisah Ketahanan Pangan yang Tumbuh dari Agribisnis dan Aksi Nyata Pupuk Kaltim

Lalu, bagaimana jika mayoritas penduduk bisa menggunakan ini untuk bisnis, sehingga masyarakat dapat mengetahui tata letak usaha pertanian untuk mendapatkan kebutuhan pangan yang lebih ekonomis? Tentunya, roda perekonomian akan berpuar di lini tersebut, bukan?


Dari Limbah Organik jadi Pupuk Bernilai Ekonomis

Limbah rumah tangga? Jangan dibuang! Lewat aplikasi yang sama, limbah organik seperti sisa makanan dan sayuran busuk diolah jadi pupuk kompos berkualitas.

AI juga bisa bantu kita memantau proses fermentasi, kadar air, dan kualitas pupuk sehingga hasilnya optimal.

Pupuk ini bisa dipakai sendiri atau dikemas ulang untuk dijual di platform e-commerce komunitas, membuka peluang penghasilan baru sekaligus mengurangi sampah.

Perusahaan seperti Pupuk Indonesia telah mengadopsi teknologi AI dan Big Data dengan memasang 32.000 sensor di 48 pabrik, meningkatkan efisiensi produksi pupuk dan mendukung pertanian berkelanjutan.

Mengutip dari kabarbumn, Bapak Qomaruzzaman selaku Direktur Keuangan dan Umum Pupuk Kaltim menyatakan bahwa melalui penggunaan kecerdasan buatan, Pupuk Kaltim kini memiliki kemampuan untuk menganalisis data dengan kecepatan dan ketelitian yang jauh lebih tinggi.

Hal ini memungkinkan perusahaan untuk tidak hanya merencanakan produksi dengan lebih baik, tetapi juga prediksi yang lebih akurat terhadap permintaan pasar.