
Ketahanan pangan nasional tanggung jawab bersama (Foto Freepik.com)
Likes
Bayangkan Indonesia yang tidak sekadar cukup makan, tapi juga kuat berdiri di atas kemandiriannya sendiri. Indonesia yang petaninya sejahtera, hasil pertaniannya melimpah, dan teknologi pertaniannya setara negara maju.
Gambaran ini bukan mimpi utopis, melainkan tujuan realistis yang bisa dicapai lewat sinergi antara agribisnis yang progresif dan program ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Salah satu buktinya kini nyata di Kalimantan Timur. PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) dengan program PKT BISA, pertanian di daerah ini tak lagi jalan di tempat.
Dari semula panen jagung 1,3 ton per hektar, melonjak jadi 2,3 - 2,5 ton hanya dalam satu musim tanam. Langkah aksi nyata yang dilakukan oleh PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) untuk mendukung ketahanan nasional berhasil mendukung pertanian di Magetan, Jawa Timur.
Baca Juga: Kedaulatan Pangan Dimulai dari Tanah: Ketika Petani, Pupuk, dan Teknologi Berjalan Bersama
Program ini berdampak pada kesiapan petani dalam menghadapi tantangan pertanian modern. Sebuah lompatan yang tidak hanya mengangkat produktivitas, tetapi juga membawa kesejahteraan petani ikut terangkat.
Agribisnis: Jantung Ekonomi dan Kedaulatan Pangan
Agribisnis lebih dari sekadar menanam dan memanen. Agribisnis adalah sistem kompleks yang mencakup produksi, pengolahan, distribusi, hingga pemasaran hasil pertanian. Di negara agraris seperti Indonesia, agribisnis bukan hanya urusan pangan, tapi urusan masa depan bangsa.Menurut buku Pengantar Agribisnis dan Ketahanan Pangan (2025), agribisnis berperan vital dalam mendukung perekonomian nasional dan memperkuat ketahanan pangan melalui efisiensi sistem pertanian yang berkelanjutan.
Namun ironisnya menurut Data BPS yang tersampaikan di Tempo, 72,19% petani Indonesia masih berskala kecil, dengan rata-rata pendapatan tahunan hanya sekitar Rp5,23 juta.
Di tengah situasi itu, upaya pendampingan dan pemupukan presisi seperti yang dilakukan Pupuk Kaltim menjadi sangat krusial. Bukan hanya soal peningkatan hasil panen, tetapi soal keadilan ekonomi bagi petani.
Kalimantan Timur: Lumbung Energi, Kini Juga Lumbung Pangan
Selama ini, Kalimantan Timur dikenal sebagai penghasil batu bara dan migas. Tapi kini, narasi itu mulai bergeser.Melalui inovasi-inovasi agribisnis dan kehadiran Pupuk Kaltim sebagai pemain utama, Kalimantan Timur juga bersiap menjadi pilar ketahanan pangan nasional.
Dengan pendekatan teknologi ramah lingkungan dan edukasi intensif ke petani lokal, program PKT BISA menjadi bukti konkret bagaimana agribisnis modern bisa mengakselerasi kemandirian pangan di wilayah non-Jawa. Dalam konteks ini, Kalimantan Timur bukan hanya ladang subur tapi juga ladang peluang.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.