Menyiapkan pupuk untuk tanaman cabe dan jagung (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Likes
Dalam pertanian ada gotong royong, empati, dan solidaritas sosial di antara semua pelaku dalam setiap simpul siklusnya. Sekurang-kurangnya mencakup rajutan hubungan antara petani, penjual bibit, penjual pupuk, pemilik warung eceran, orang-orang di pasar, dan ibu bapak yang berbelanja kebutuhan dapur rumah tangga.
Namun, menurut data dari Konsorsium Pembaruan Agraria (2016) lebih dari 75% petani kita, atau lebih dari 26 juta petani tidak punya lahan sendiri. Mereka yang memiliki lahan sendiri hanya sekitar 9 juta petani, itupun dengan luas lahan yang kecil-kecil.
Kabupaten Karo merupakan wilayah dengan karakter agraris. Sebagaimana dikutip dari sirinovsmart.sumutprov.go.id, data penggunaan lahan di Kabupaten Karo untuk lahan pertanian pada tahun 2023 seluas 201.779 hektar, terdiri dari lahan sawah seluas 10.750 hektar dan lahan kering seluas 191.029 hektar, atau 91,43% persen dari luas wilayah Kabupaten Karo.
Total luas wilayah Kabupaten Karo adalah 2.206,876 km2 berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 300.2.2-2138 Tahun 2025 tentang Pemberian dan Pemutakhiran Kode, Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, dan Pulau.
Sektor Pertanian, dalam arti luas mencakup subsektor tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, dan sektor kehutanan, merupakan bagian terpenting dalam perekonomian Kabupaten Karo. Peranan sektor ini terhadap PDRB Karo pada tahun 2024 mencapai 53,04 persen berdasarkan harga berlaku (Kabupaten Karo dalam Angka, 2025).
Mayoritas penduduk Kabupaten Karo bekerja pada sektor pertanian. Ini sejalan dengan kontribusi sektor pertanian yang dominan terhadap perekonomian daerah Kabupaten Karo.
Baca Juga: 5 Skill Set yang Wajib Dimiliki Generasi Muda untuk jadi Petani Modern
Dalam percakapan sehari-hari di masyarakat Karo yang multi etnis dan berasal dari berbagai daerah, tercetus ungkapan bahwa relatif tidak sulit mencari pekerjaan di Tanah Karo bila dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Sumatra Uatara.Tentu saja maksudnya sepanjang tidak gengsi dan mau bekerja di sektor pertanian.
Menyadari kami tinggal di daerah agraris, mencermati perkembangan keadaan terkait dengan isu ketahanan pangan, didesak oleh meningkatnya kebutuhan ekonomi seiring dengan anak-anak yang bertambah dewasa sehingga memerlukan biaya yang lebih besar dalam pendidikannya, saya dan istri memutuskan untuk mencoba bertani meskipun itu bukan pekerjaan utama kami.
1. Merevitalisasi Lahan Tidur
Adalah lebih baik menanami tapak-tapak kosong dengan tanam-tanaman produktif dari pada membiarkannya terlantar. Seringkali kita menganggap remeh hasil yang kecil, padahal berbuat sesuatu yang berguna meskipun sederhana itu lebih baik dari pada tidak melakukan apa-apa sama sekali.
2. Menyiapkan Lahan
Menyiapkan lahan untuk ditanami cabe dan jagung (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gangguan ayam dan hewan peliharaan lainnya adalah tantangan utama saat berkebun di daerah permukiman.
Kita harus mampu menguatkan hati untuk tetap menjaga hubungan baik bertetangga di tengah ancaman dan gangguan hewan-hewan peliharaan, di saat harga di pasar juga tidak ada jaminan.
Setelah memagar lahan, kita membuat bedengan, kemudian menutupnya dengan mulsa, supaya lebih mudah mengendalikan gulma dan mengontrol pemberian pupuk bagi tanaman.
Baca Juga: Petani Kekinian? Ini Skill Penting Buat Anak Muda di Era Smart Farming
3. Menanam Secara Tumpang Sari
Cabe rawit relatif lebih tahan dan lebih mudah dirawat, begitu pun dengan jagung.
Pemilihan bibit sangat menentukan pertumbuhan tanaman. Bibit yang disemai sendiri sebelum ditanam sering kali lebih tahan hama dan penyakit.
Cabe rawit dan jagung dari benih terpilih hasil tanaman sendiri tumbuh lebih baik karena lebih cocok dengan lahan dan iklim setempat daripada benih hibrida yang mahal.
Menanam cabe dan jagung secara tumpang sari (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Dari pengamatan kami, cabe yang tumbuh terlindung di bawah naungan batang dan daun jagung tumbuh lebih baik. Selain itu, batang jagung juga berfungsi sebagai penyangga tanaman cabe setelah tumbuh besar nantinya.
4. Mengurus Tanaman
Untuk tanaman cabe rawit ini biasanya saya melakukan penyemprotan insektisida dan fungisida seminggu sekali setiap hari Sabtu pagi, atau menyesuaikan apabila ada kesibukan lain pada hari Sabtu.
Wadah tanam menggunakan bedengan bermulsa, maka pemupukan kami lakukan dengan cara dikocor. Untuk pemupukan utamanya kami menggunakan pupuk urea dan NPK produksi Pupuk Kaltim.
Mengurus tanaman cabe rawit setelah berumur 2 bulan lebih (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Kami juga mengkombinasikan dengan pemberian pupuk kompos dari sampah organik seperti kulit buah-buahan dan sisa sayur-sayuran yang sudah difermentasikan menjadi pupuk organik cair, juga sisa makanan dan air cucian beras untuk mendukung pertanian berkelanjutan.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.