Grebeg Maulud merupakan acara puncak dari Upacara Sekaten di Yogyakarta (Wikimedia Commons)
Be-emers, kamu tahu enggak? Di balik indahnya ritual adat di berbagai daerah, tersimpan cerita panjang tentang kepercayaan, spiritualitas, dan cara hidup masyarakat lokal.
Di Indonesia sendiri, ada banyak upacara adat yang terdapat diberbagai daerah.
3 Upacara Adat yang Ada di Indonesia
Berikut adalah 3 upacara adat yang ada di Indonesia:
Tabuik
Di kota pesisir bernama Pariaman, ada tradisi tahunan yang selalu jadi magnet wisata dan penuh makna yaitu Upacara Tabuik. Ritual ini digelar setiap tanggal 1 sampai 10 Muharam, sebagai bentuk penghormatan atas wafatnya Husein bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad SAW, dalam peristiwa tragis di Padang Karbala.Dulu, tradisi ini juga dikenal di daerah-daerah seperti Bengkulu, Meulaboh, dan Barus. Tapi sekarang, cuma di Pariaman dan Bengkulu yang masih aktif menjalankannya. Ciri khas upacaranya? Arak-arakan keranda besar yang disebut “tabuik”, simbol jasad Husein yang diusung ke laut sebagai bentuk pelepasan spiritual.
Bagi masyarakat Pariaman, Tabuik bukan cuma ritual keagamaan, tapi juga bagian dari identitas budaya yang penuh kebanggaan.
Setiap tahunnya, kota ini berubah jadi sangat meriah. Jalanan ramai oleh warga lokal, wisatawan, bahkan para perantau yang sengaja pulang kampung demi ikut menyaksikan prosesi ini. Selain arak-arakan, kamu juga bisa menikmati berbagai pertunjukan seni seperti dikir, indang, dan gendang tambur yang membuat suasana makin hidup.
Upacara ini nggak hanya penuh nilai spiritual, tapi juga jadi ajang pelestarian budaya dan penguat solidaritas masyarakat. Jadi, kalau kamu lagi nyari tradisi yang kental dengan sejarah, seni, dan semangat kebersamaan, Tabuik di Pariaman jelas enggak boleh dilewatkan, Be-emers!
Baca Juga: Mengulik Kedaulatan Pangan dari Kacamata Ekonomi Petani
Kasada
Di kawasan Gunung Bromo, ada tradisi tahunan yang selalu bikin kagum, namanya Upacara Kasada. Upacara Kasada jatuh pada malam ke-14 bulan Kasada (biasanya jatuh di Juli atau Agustus).Masyarakat Suku Tengger berkumpul membawa hasil bumi, hewan ternak, bahkan benda-benda berharga. Semua itu akan dilemparkan ke dalam kawah Gunung Bromo sebagai bentuk rasa syukur dan permohonan pada Sang Hyang Widhi serta leluhur mereka, terutama Roro Anteng dan Joko Seger yang dipercaya sebagai nenek moyang suku ini.
Enggak cuma soal ritual persembahan, Kasada juga jadi simbol kuat hubungan antara manusia, alam, dan spiritualitas. Prosesinya dimulai dari Pura Luhur Poten, lalu dilanjutkan dengan pendakian ke puncak gunung.
Suasana khidmat berpadu dengan keindahan alam bikin momen ini terasa magis banget. Yang menarik, upacara ini nggak cuma jadi milik masyarakat Tengger. Banyak wisatawan juga datang untuk menyaksikan langsung kekayaan budaya ini.
Kasada bukan sekadar warisan masa lalu, tapi bukti nyata bahwa nilai-nilai adat dan kepercayaan masih hidup di tengah dunia modern.
Di balik kemegahan ritualnya, tersimpan semangat gotong royong, kepercayaan leluhur, dan kecintaan pada alam. Upacara ini sukses menyatukan spiritualitas dan pariwisata, jadi jangan heran kalau setiap tahun kawasan Bromo selalu ramai pas malam Kasada!
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.