5 Tips Keluar dari Jebakan Pasar Red Ocean dalam Bisnis Fashion ala Satinese 

5 Tips Keluar dari Red Ocean Bisnis Fashion Ala Satinese. Sumber Gambar Instagram Satinese

Be-emers pasar "red ocean" secara sederhana dapat diartikan sebagai pasar yang ramai persaingannya. Yang di situ banyak pebisnis sejenis, kumpul bersama, memperebutkan pelanggan yang terbatas.
 
Bisnis red ocean sering menjebak para pebisnis untuk melakukan perang harga. Dengan harapan dapat mengikat hati pelanggan dan memenangkan persaingan.
 
Tetapi, jangankan mendapatkan keuntungan yang layak, perang harga ini seringkali menyebabkan masing-masing pelaku bisnis tersebut tidak memikirkan keuntungan, bahkan justru mengalami kerugian, Atau kondisi ini yang disebut "berdarah-darah". 
 
Nah, gimana nih, caranya biar keluar dari red ocean. Yuk, pelajari tipsnya dari Satinese!
 

5 Tips Keluar dari Jebakan Pasar Red Ocean dalam Bisnis Fashion ala Satinese 

Berikut adalah tips keluar dari jebakan pasar red ocean dalam bisnis fashion ala brand Satinese: 


1. Punya Target Pelanggan yang Jelas

Be-emers, jika pun kelihatannya sebagian besar orang meniru dari hal yang trending atau viral. Namun sebagian orang yang lain sebenarnya membutuhkan hal yang spesifik dan istimewa. Begitu juga dengan dunia fashion.

Hal ini bisa kita amati dari orang-orang di sekitar kita. Untuk perempuan misalnya. Ada yang cenderung suka mengenakan kemeja, ada yang suka tunik, dan ada yang cenderung suka gamis.

Begitu juga untuk motif, ada orang yang suka bermotif dan banyak sekali perempuan yang lebih suka yang polos.
 
Ini menunjukkan bahwa target pelanggan fashion itu berbeda-beda.
 
Jadi, untuk keluar dari red ocean yang pertama adalah fokus pada hal yang disukai pelanggan tertentu. Digarisbawahi ya, tertentu.
 
Dan hal inilah yang dilakukan oleh brand Satinese. Brand fashion Satinese fokus untuk melayani pelanggan yang cinta produk fashion dari kain Satin.

Yaitu jenis kain yang mengilap, anggun, tidak mudah kusut, dan di saat bersamaan juga harganya dapat dijangkau. 
 

2. Cari Keunggulan yang Belum Dimiliki Kompetitor 

Be-emers, ada satu kata (lagi) yang aku suka dari Jack Ma. Di buku yang berjudul “Alibaba Kerajaan yang dibangun oleh Jack Ma” ditulis oleh Duncan Clark.
 
Jack Ma menyebutkan bahwa, banyak orang yang fokus mancing ikan-ikan besar dengan harapan punya keuntungan besar. Yang berakhir dengan berebut ikan besar tersebut. "Biarlah saya yang mengurusi dan mengumpulkan ikan-ikan kecil yang jumlahnya tidak terbatas ini.”
 
Itulah sebabnya, Jack Ma bisa mengalahkan pasar online yang lain (red ocean), yang waktu itu sudah raksasa. Seperti ebay misalnya. Karena Jack Ma fokus mengerjakan bisnis yang belum dikerjakan oleh ebay.
 
Begitu pula dengan bisnis fashion. Selain menentukan fashion untuk pelanggan khusus dengan style tertentu. Juga jangan terjebak di red ocean. Tetapi, fokuslah ke fashion yang belum digarap oleh mayoritas pebisnis fashion.
 
Dan untuk fokus di bidang fashion ini, Be-emers juga bisa belajar dari brand bisnis fashion Satinese.
 

3. Cari Data Market yang Relevan

Jangan lupakan data, data, dan data ya. Misalnya kita fokus ke bisnis fashion dengan bahan brukat. Mungkin kita bisa cari data ke kisaran jumlah penduduk Indonesia (atau dunia) yang suka kain brukat.

Brukat warna apa yang jadi favorit, daerah mana yang paling banyak membuat pakaian dari kain brukat, kisaran harga berapa yang dapat dijangkau, model seperti apa yang jadi favorit, dan sebagainya.
 
Selain mengumpulkan data pelanggan secara langsung, atau mencari informasi di Badan Pusat Statistik (BPS) misalnya, penulis pernah membaca, mencari data ini sekarang juga bisa dilakukan dengan bantuan Artificial Intelligence (AI). 
 
Penulis sendiri pernah mencobanya. Tetapi penulis belum menggantungkan sepenuhnya data dari AI tersebut. Hanya sekedar referensi.