Satinese: Membaca Peluang Bisnis Fesyen Lewat Keresahan, Kebutuhan, hingga Aktif di Ajang Internasional

Brand fesyen lokal Satinese tampil di ajang ASEAN International Fashion Week 2024 (Sumber gambar: Instagram mfwsofficial)

Bisnis fesyen merupakan model usaha yang banyak diminati oleh masyarakat khususnya perempuan. Mulai dari pakaian, tas, sepatu, hijab, hingga aksesoris lainnya yang sudah banyak pelaku usahanya. 

 
Hal itulah yang membuat usaha fesyen manjadi bisnis red ocean, dengan kata lain brand bersaing ketat di pasar yang sudah ramai dan memicu perang harga.
 
Bisnis fesyen di Indonesia memang meningkat pesat tiap tahunnya. Mengutip dari laman money.kompas.com, nilai ekspor bisnis fesyen Indonesia yang mencapai 6,5 miliar US$ atau sekitar Rp108,5 triliun terhitung sejak Januari hingga September 2025.

Angka yang meningkat 4,56 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
 
Masih dalam sumber yang sama, pernyataan tadi disampaikan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso. Ia mengatakan capaian tersebut adalah suatu potensi besar industri fesyen tanah air, khususnya di sektor modest fesyen.
 
"Ekspor kita untuk fesyen ini meningkat, dari Januari hingga September ini meningkat 4,56 persen. Jadi sekarang itu nilainya sudah mencapai 6,5 miliar US$," ujar Budi, dalam acara Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026 di Jakarta pada Kamis (6/11). 
 
Hal tersebut menunjukkan kualitas produk lokal sudah sangat baik karena dapat diekspor ke berbagai negara. Meski sudah banyak produk lokal yang bergerak di bidang fesyen, peluang untuk tetap tumbuh di sektor ini masih terbuka lebar. 
 
Cara agar brand tetap tumbuh dan mampu bersaing di pasar adalah dengan mampu membaca peluang bisnis. 
 

Satinese: Membaca Peluang dari Keresahan dan Kebutuhan Perempuan

Salah satu contoh menarik datang dari brand lokal Satinese, yang didirikan oleh Anggi Desthiati pada 2023. Brand lokal yang lahir karena keresahan pribadi founder dengan keinginannya tampil elegan, tapi tetap nyaman saat beraktivitas.

Dari situlah ia mewujudkan konsep modest minimalist fashion, busana yang dapat dipakai sehari-hari tanpa mengganti pakaian lain.
 
Hal tersebut menjadi peluang Satinese dalam membaca pasar fesyen karena menawarkan solusi nyata untuk gaya hidup modern saat ini. 
 
Anggi juga menjelaskan identitas dari Satinese agar bisa berbeda dengan produk lokal lainnya. Ia menjelaskan soal accessible luxury dengan harga yang terjangkau.
 
“Mulai dari filosofi, kita mengusung accessible luxury. Satinese gak hanya menghadirkan busana berbahan premium, tapi juga desain yang timeless tapi harganya juga terjangkau,” ujar Anggi.
 
Tak hanya itu, Satinese juga membawa identitas lokal melalui motif dan desain yang menampilkan sisi Indonesia. 
 
“Satinese juga membawa cerita Heritage Indonesia. lewat motif dan desainnya, seperti bunga kembang sepatu, ombak laut, serta garis vertikal yang melambangkan keanggunan dan kekuatan perempuan Indonesia. Jadi bukan hanya pakaian tapi juga identitas,” sambung Anggi.