3 Pilar di Hari Ibu: Bekal Ilmu Pernikahan dan Detoks Gawai Sebagai Kunci Kesuksesan Anak

3 Pilar di Hari Ibu: Bekal Ilmu Pernikahan dan Detoks Gawai Sebagai Kunci Kesuksesan Anak. Sumber Gambar Adobe Express

Like
Be-emers, bulan Desember merupakan bulan yang berkaitan dengan peringatan Hari Ibu. 
 
Kita akan ingat kembali bahwa peran ibu bukan hanya tentang kasih sayang, tapi juga tentang strategi membangun generasi emas, terutama Generasi Emas 2045

Pun jika Be-emers pernah mendengar ungkapan "Jika ingin membangun peradaban. sebuah negara, bangun ibunya terlebih dahulu." Ungkapan itu benar adanya.
 
Meski demikian, karena tantangan zaman, ibu zaman sekarang berbeda dengan zaman dulu, terutama dengan adanya distraksi digital yang masif.
 
 

3 Pilar di Hari Ibu: Bekal Ilmu Pernikahan dan Detoks Gawai Sebagai Kunci Kesuksesan Anak

Berikut adalah pilar pendidikan anak di Hari Ibu yang perlu kamu pahami sebagai salah satu kunci kesuksesan anak: 
 

Pilar 1: Ketahanan Keluarga sebagai Fondasi Utama

Tulisan ini bermula dari seminar yang diikuti oleh penulis di tempat kerja penulis. Seminar ini bertemakan peran ibu. Dan mendatangkan narasumber dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) setempat.
 
Pengisi tersebut menyampaikan bahwa karena bekerja di dukcapil, beliau memiliki banyak catatan kasus keluarga saat ini. Diantaranya:1) tingkat perceraian yang tinggi, 2) anak-anak yang yang terlantar karena perceraian keluarga, 3) anak-anak yang hamil diluar nikah, 4) korban pemerkosaan, 5) dan sebagainya.
 
Ini bukan berarti semua itu adalah salah ibu. Bukan. Tetapi gabungan dari ibu dan ayah. 
 
Meski demikian yang ditekankan penulis di sini adalah jangan sampai perpecahan keluarga itu disebabkan karena ketidaktahuan ibu karena tidak memiliki pengetahuan. Dan karena ketidakmampuan Ibu dalam mengendalikan emosi sehingga terjadi perpecahan keluarga. 
 
Kembali lagi karena perpecahan keluarga, perceraian, broken home, merupakan salah satu penyebab tidak berhasilnya generasi penerus.

Baik karena putus asa, mengambil haluan melakukan hal-hal yang negatif seperti kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang, tidak ingin menginginkan kesuksesan.
 

Pilar 2: Menjadi Penjaga Gerbang Digital (Manajemen Gawai untuk Anak)

Sama dengan poin pertama, manajemen gawai ini seharusnya juga tugas ayah dan ibu. Tetapi di sini penulis juga berharap dan menekankan bahwa minimal Ibu tidak menyumbangkan kegagalan anak, meskipun sedikit, karena ketidaktahuan ibu mengenai manajemen gawai. 
 
Bagi anak, menurut Emma Hubbart di akun YouTube @EmmaHubbart, ketika anak bermain permainan yang sesungguhnya.

Misalnya bermain balok, anak akan belajar: 1) memecahkan masalah, 2) trial dan eror, 3) mengendalikan emosi, 4) berkomunikasi, 5) pantang menyerah, dan sebagainya. Yang semua itu juga membantu menyambungkan sel-sel saraf pembelajaran di otaknya.
 
Yang hal di atas tidak mungkin diperoleh ketika anak hanya diam, pasif, memegang gawai.
 
Dan kerusakan paling parah adalah ketika anak satu kali saja mengeklik pornografi, baik disengaja atau tidak, algoritmanya akan mengarahkan ke pornografi tersebut. Yang berdampak pada kita tahu sendiri dampaknya.