Cara Memulai Bisnis Dimsum dengan Modal Kecil (Mulai Rp100 ribu-an)

Ilustrasi Dimsum (Foto: Freepik)

Like

Dimsum telah menjadi salah satu panganan favorit masyarakat Indonesia. Kudapan asal Negeri Tirai Bambu ini memiliki cita rasa nikmat dengan tekstur lembut yang memanjakan lidah. Apalagi jika dinikmati selagi hangat dengan guyuran saos pedas manis yang menambah rasa.

Pada awal kemunculannya, dimsum hanya bisa dicicipi di hotel atau restoran mewah dengan harga yang terbilang cukup tinggi. Namun kini, kudapan yang biasanya disajikan dalam wadah kukusan bambu ini dapat dengan mudah ditemui di pinggir jalan dan kian dicintai para penikmat kuliner.

Tak heran, sebab makin banyak pelaku bisnis yang mengolah dimsum dan menawarkannya dengan harga terjangkau tetapi tetap dengan cita rasa yang nikmat. Salah satu pelaku usaha yang melihat potensi bisnis kudapan dimsum adalah DimSum Resanba yang dikembangkan oleh Pujiyono sejak 2018 silam.

Resanba sendiri merupakan singkatan dari resep anak bangsa sehingga dimsum yang diproduksinya cocok di semua lidah masyarakat Indonesia karena 90% diantaranya menggunakan olahan daging ayam dengan tambahan tepung dan bumbu racik rahasia.

“Kami meracik resep bumbu rahasia selama satu tahun, ngulik-ngulik hingga 27 kali sampai menemukan rasa yang pas. Lalu kami pun sudah mematenkan resep tersebut sebagai standar cita rasa Dimsum Resanba,” tuturnya.


Saat pertama memulai, pria berusia 22 tahun ini hanya memproduksi dimsum dalam bentuk frozen food yang disupply kepada reseller, mulai dari pedagang kaki lima, kios, resto, café, hingga perhotelan.

Setelah enam bulan berjalan permintaan kian meningkat, beberapa diantara reseller berniat untuk menjadi mitra yang menjual dimsum secara lengkap melalui booth.


“Akhirnya kami membuka kemitraan setelah 6 bulan berjalan. Paket yang kami tawarkan mulai dari Rp6,5 juta sudah mendapatkan all in semua sudah lengkap mulai dari kompor, perlengkapan masak, seragam, dimsum 500 pieces. Mitra tinggal siapkan lokasi dan karyawan, sudah siap jualan,” terangnya.

Dari modal awal sekitar Rp6,5 juta tersebut, para mitra diperkirakan bisa meraih omzet sekitar Rp18juta hingga Rp20 juta per bulan dengan keuntungan bersih Rp4 juta sampai Rp5 juta per bulan atau sehingga dalam kurun waktu 2 bulan sudah bisa balik modal.

“Mitra bisa jual 1 porsi isi 4 pieces dengan harga Rp12.000 sampai Rp15.000 per porsi. Kalau dari kami harganya hanya Rp7.200,” tuturnya.


Tren Froozen Food

Diakui olehnya bahwa pada masa pandemi saat ini, penjualan sedikit berkurang karena mitra yang biasanya dapat berjualan di kantin maupun saat car free day atau bazar cukup kesulitan.

Dalam kondisi ini, tidak sedikit diantara mitra yang menjual dalam bentuk makanan beku atau frozeen food. Resanba sendiri memiliki berbagai paket mulai dari yang kemasan frozen 20 pcs hingga 100 pcs atau 25 porsi.

Untuk paket kemasan isi 100 pcs harga untuk reseller sebesar Rp190.000 atau Rp1.900 per pcs. Mereka kemudian menjual ke konsumen di harga Rp10.000 sampai Rp14.000 per porsi (4 pcs) atau sekitar Rp2.500 sampai Rp3.500 per pcs.

“Dengan paket frozen ini para mitra bisa terus berjualan tanpa terkendala PSBB” ujarnya.
Meski demikian, dia optimistis setelah pemerintah memberlakukan masa transisi dan bersiap melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) penjualan para mitra akan kembali meningkat.

Saat ini pun sudah ada beberapa calon mitra yang siap bergabung dengan Dimsum Resanba, terutama orang-orang yang terkena PHK, atau yang ingin mencari bisnis sampingan.

“Saat ini kami sudah memiliki 14 mitra. Dalam bulan ini akan ada opening di 5 tempat lagi,” tuturnya.


Menurutnya, banyak alasan orang bergabung dalam bisnis ini karena produknya yang simple dan proses penyajiannya yang hanya tinggal dikukus sehingga tidak diperlukan keahlian khusus untuk bergabung sebagai mitra.