Asia Pacific Rayon, Mendorong Sektor Industri Tekstil 4.0 Indonesia

Sustainable Fashion Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Like

Dampak perubahan iklim menjadi semakin nyata secara global. Untuk itu, kegiatan industri dituntut untuk mengurangi jejak karbonnya. Salah satunya industri fesyen, yang bisa membantu menyembuhkan bumi dengan menggunakan bahan-bahan yang diproduksi secara berkelanjutan.

Menurut juru bicara PEFC (Programme for the Endorsement of Forest Certification), industri fesyen bisa mulai bergerak ke arah sustainable business dengan menggunakan kayu dan serat berbasis hutan, yang merupakan bahan baku terbarukan dan bertujuan meningkatkan pasokan serat dari sumber regeneratif.

Berkat adanya teknologi baru, serat berbasis kayu dapat digunakan untuk memproduksi tekstil yang dapat didaur ulang, terbarukan, dan dapat terurai secara hayati, dengan carbon footprint yang lebih rendah. Jenis tekstil ini juga menyimpan karbon dan lebih lembut daripada katun atau bahkan sutra.

Menurut PEFC, serat hutan adalah bahan rendah karbon dan dapat membuka jalan bagi mode yang sustainable. VIscose, asetat, lyocell, dan serat hutan lainnya membentuk 6,2 persen dari produksi tekstil global.

Selama serat hutan tersebut bersumber dari perkebunan yang dikelola secara berkelanjutan, penggunaan bahan berbasis kayu membantu melestarikan dan meningkatkan kemampuan lanskap hutan untuk menangkap karbon, sekaligus membuat kawasan ini lebih tahan terhadap dampak perubahan iklim.


Industri fashion global memiliki dampak yang cukup besar terhadap perubahan iklim. Menurut UN Environment Programme (UNEP), industri fesyen menyumbang 10 persen dari emisi karbon global dan juga bertanggung jawab atas 20 persen limbah cair global.

Lembaga Think Tank Ellen McArthur Foundation menemukan bahwa munculnya ‘fast-fashion’ telah berkontribusi pada peningkatan produksi pakaian sebanyak dua kali lipat selama periode 2000-2015. Pada tahun 2015, jumlah barang yang diproduksi di Industri ini mencapai lebih dari 100 miliar unit. Diperkirakan lebih dari setengah produk fast-fashion habis dalam waktu kurang dari setahun.

Untuk mendukung tujuan keberlanjutan ini, PEFC mempromosikan pengelolaan hutan lestari dengan memberikan sertifikasi. Sertifikasi tersebut membantu merek fesyen dan ritel mengidentifikasi serat yang bersumber secara berkelanjutan untuk memproduksi pakaian mereka.

Memahami pentingnya mode yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, Asia Pacific Rayon (APR) yang berlokasi di Indonesia, berkomitmen pada sumber bahan baku yang bertanggung jawab. Pemasok utama serat tekstil tersebut adalah produsen pulp dan kertas asal Riau, Grup APRIL yang telah tersertifikasi oleh PEFC.

Sejak 2010, fasilitas produksi Grup APRIL telah disertifikasi di bawah standar Chain of Custody (CoC) PEFC, yang memastikan bahwa semua bahan baku yang masuk ke pabrik berasal dari sumber yang tidak kontroversial.

APR sendiri adalah fasilitas produksi rayon viscose terintegrasi dan terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi tahunan hingga 240.000 ton.

Pada Februari 2020 lalu, Presiden Joko Widodo meresmikan fasilitas tersebut untuk mendukung tujuan keberlanjutan dan memberikan dorongan bagi sektor tekstil dalam negeri dan strategi pengembangan industri 4.0 oleh pemerintah.

Fasilitas APR ini berada di kompleks produksi yang sama dengan PT Riau Andalan Pulp and Paper, yang merupakan lengan operasi Grup APRIL. Ini memungkinkan operasi terintegrasi di mana pasokan pulp perkebunan terbarukan yang diproduksi oleh APRIL dapat disalurkan langsung ke APR untuk memproduksi rayon viscose.

APR adalah satu-satunya perusahaan tekstil Asia Tenggara yang menandatangani Piagam UN Fashion Charter for Climate Action. Komitmen seluruh industri menargetkan pengurangan gas rumah kaca sebesar 30 persen dan emisi net-zero pada tahun 2050.

Baru-baru ini, APR juga meningkatkan sustainable level mereka dengan mendirikan Jakarta Fashion Hub (JFH) sebagai ruang kolaboratif untuk membuka industri mode, tekstil, fesyen, dan kreatif dalam negeri. Di Hub ini, rayon viscose berkelanjutan yang diproduksi APR tersedia untuk mendukung kreativitas para desainer dan penggemar mode.

Direktur APR, Basri Kamba, menyatakan bahwa dengan semakin pentingnya sustainable fashion bagi konsumen dan produsen, viscose dapat menjadi alternatif produksi bahan tekstil, yang akan membantu mewujudkan tujuan pemerintah dalam menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan tekstil dan mode dunia.

Jadi, apakah kamu sudah siap beralih menjadi pengguna fashion yang bijak dan berkelanjutan, Be-emers?