Marketing Illustration Web Bisnis Muda - Canva
Likes
Nah Be-emers, kamu pasti sering melihat iklan di jalan yang terpampang pada baliho, kan? Selain itu, kamu juga pasti sering mendapatkan promosi dari produk-produk yang kamu memang butuhkan atau yang sering kamu gunakan.
Kedua hal tersebut memang sama-sama merupakan aktivitas pemasaran dari suatu perusahaan atau brand, tapi keduanya menggunakan teknik yang berbeda lho! Aktivitas marketing tersebut terbagi menjadi 3, yaitu ATL, BTL, dan TTL. Yuk, kita bahas bersama!
Above the Line (ATL)
Contoh yang dari pendekatan pemasaran ATL adalah kampanye iklan TV nasional, atau bahkan global, di mana iklan yang sama ditampilkan di seluruh negeri kepada orang-orang dari semua demografi.
Alih-alih menargetkan iklan pada orang-orang tertentu yang sudah diidentifikasi sebagai pelanggan potensial, tujuan iklan adalah untuk memperluas cakrawala merek, menjangkau lebih banyak orang, dan membangun brand mereka lebih jelas dan dengan citra yang jelas.
Contoh lain termasuk media cetak dan siaran radio yang sekali lagi menjangkau banyak orang yang berbeda di wilayah yang luas.
ATL adalah cara yang baik untuk mempromosikan brand atau perusahaan. Tetapi, cara ini relatif sulit untuk mengukur dampak dan laba atas investasi yang tepat. Inilah sebabnya mengapa teknik ini lebih tidak bertarget, karena tujuannya bukan untuk melihat tingkat konversi yang tepat, namun untuk membuat pelanggan secara umum mengetahui brand, produk atau jasa, dan meningkatkan visibilitas perusahaannya.
Baca Juga: Guerilla Marketing, Strategi Pemasaran yang Hemat Budget!
Below the Line (BTL)
Yang terakhir ini semakin populer karena memberikan pengalaman yang tak terlupakan kepada pelanggan potensial, yang nantinya membuat brand atau perusahaan lebih mudah diingat, dan dan lebih menarik minat orang-orang.
Tidak seperti ATL nih, Be-emers. BTL sangat fokus pada penargetan iklan tertentu kepada orang-orang tertentu, dan juga memastikan konten serta lokasi pemasaran sejelas mungkin dengan interest pelanggan potensial tersebut. BTL juga berbeda karena lebih fokus pada laba atas investasi (ROI), memperoleh konversi pengguna, dan mengukur keberhasilan.
Alih-alih hanya meningkatkan kesadaran merek, BTL dirancang untuk memastikan konsumen langsung mengetahui tentang produk atau brand yang dipasarkan, dengan berfokus langsung pada pengguna dan keinginan mereka. Bentuk pemasaran ini biasanya mudah diukur dengan keuntungan dari hasil yang dapat dilacak.
Through the Line (TTL)
Salah satu contohnya adalah pemasaran 360 derajat, di mana brand atau perusahaan tidak hanya memiliki kampanye di TV nasional tetapi juga melengkapinya dengan brosur dan iklan surat kabar yang ditargetkan. Selain itu, bisa juga ditambah dengan menggunakan pemasaran digital, misalnya, menggabungkan iklan banner online dengan posting media sosial dan blog.
Manfaat yang jelas dari pendekatan TTL adalah perusahaan bisa menyerang di dua sisi, yang sekaligus meningkatkan kesadaran umum dan juga bertujuan untuk meningkatkan lalu lintas dan penjualan. Namun, TTL relatif memerlukan biaya yang lebih mahal daripada ATL atau BTL saja. Untuk alasan ini, biasanya teknik TTL hanya digunakan oleh perusahaan yang lebih besar dan lebih mapan dengan uang untuk mendukung pendekatan sebesar itu.
Jadi gimana Be-emers, sudah jelas belum tentang ketiga teknik marketing di atas? Kira-kira, next bahas apa lagi yaa?
Baca Juga: Membangun Kepercayaan dengan Raw Unfiltered Marketing
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.