Dampak Penambangan Kripto, Kazakhstan Alami Krisis Energi hingga Berpotensi Gelap Gulita!

Bitcoin Mining Illustration Web Bisnis Muda - Image: Flickr

Like

Ditengah kepopuleran cryptocurrency seperti saat ini memang terbilang cukup mendatangkan kemudahan dalam berinvestasi serta pundi – pundi yang mungkin dirasakan juga oleh Be-emers.

Namun, mungkin Be-emers juga sudah mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kemunculan kripto ini yang terbilang tak bisa dihindari, terkhusus soal problematika yang ditimbulkan dari aktivitas penambangan Bitcoin.

Selain dampak daripada setiap transaksi Bitcoin yang diketahui menghasilkan limbah elektronik (e-waste),  dibalik itu terdapat juga dampak dari penambangan Bitcoin yang mampu menghasilkan emisi karbon yang tinggi serta penggunaan daya listrik yang begitu besar.

Tak main-main, bahkan negara Kazakhstan kini sedang dirundung krisis energi listrik hingga terancam gelap bulita yang dipicu dari intensitas penambangan Bitcoin yang begitu tinggi dinegara tersebut, lho, Be-emers!

Baca Juga: Enggak Main-Main, Pemerintah China Kini Larang Transaksi Kripto
 

Akibat Penambangan Bitcoin, Peningkatan Permintaan Listrik Terus Meningkat

Menghimpun dari The Verge, diketahui kini salah satu negara yang terletak di Asia Tengah, Kazakhstan sedang mengalami krisis energi yang dipicu dari aktivitas penambangan Bitcoin yang begitu tinggi.


Dalam laporan Financial Times yang dikutip dalam sumber yang sama menyebut bahwa permintaan listrik yang terjadi di Kazakhstan melonjak naik hingga 8 persen terhitung sejak awal tahun.

Angka tersebut dinilai sangatlah tinggi, dimana biasanya negara Kazakhstan mencatatkan kenaikan permintaan listrik hanya berkisar 1 atau 2 persen per tahun.

Dalam laporan yang sama juga memaparkan bahwa hal tersebut diketahui merupakan imbas dari perpindahan aktivitas beberapa penambang Bitcoin asal China selaras dengan kebijakan pemerintah China yang melarang cryptocurrency.

Taksiran menyebut ada lebih dari 87.849 rig penambangan padat daya telah beroperasi dari China ke Kazakhstan.

Tak heran hal tersebut membuat Kazakhstan kini bertengger keposisi nomor dua yang dinobatkan sebagai tempat penambangan Bitcoin terpopuler, setelah Amerika Serikat sebagaimana dimuat dalam data milik University of Cambridge.

Dengan begitu tak heran pemadaman listrik kerap terjadi di enam wilayah dipenjuruh Kazakhstan sejak Oktober 2021, terkhusus wilayah selatan Kazakhstan.

Pada kesempatan lain, Perusahaan Pengoperasian Jaringan Listrik Kazakhstan (KEGOC) menanggapi krisis energi ini sebagai problematika yang sangat serius, sebab jika hal ini terus dibiarkan tak menutup kemungkinan Kazakhstan akan gelap gulita.

Oleh karena itu, KEGOC akan menyortir penambang ilegal yang kerap meresahkan serta akan memberikan jatah daya khusus kepada 50 penambang yang terdaftar di pemerintah yang dibarengi dengan pengenaan biaya 1 tenge per kWh atau Rp32.

Baca Juga: India di Ambang Krisis Listrik, Kok Bisa?