Hobi Flexing? Siap-siap Jadi Incaran Pegawai Pajak

Flexing dan Pajak Ilustrasi. Image Canva

Like

Be-emers tahukan istilah flexing? Itu lho yang lagi ramai dilakukan di media sosial oleh para selebgram, artis, pengusaha, atau orang-orang yang pada disebut crazy rich. Flexing sendiri bisa diartikan pamer, biasanya para “orang kaya” ini pamer harta yang berupa uang atau barang mewah biar mendapat pengakuan dan disebut “kaya”.

Flexing ini kemarin juga ramai karena ulah oknum afiliator binomo yang berkasus karena penipuan. Mereka memamerkan barang-barang mewah mereka untuk menarik perhatian orang sehingga mau bergabung untuk bermain binomo. Tapi hasilnya? Bukannya kaya para korban yang ingin kaya dengan cara cepat justru dikuras hartanya.

Nah, yang menarik lagi, disadari atau tidak hobi flexing dari para crazy rich ini ternyata menjadi sasaran empuk bagi pegawai pajak lho. Hal ini juga sempat dilontarkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani jika Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak sesungguhnya senang sekali jika banyak orang yang kemudian secara sadar memamerkan harta mereka.

Baca juga : Fakta Menarik Soal Afiliator  https://bisnismuda.id/read/5234-don-cuan/fakta-menarik-soal-afiliator

Kenapa mereka dilirik? Ya tentu saja mereka dilirik atas pajak-pajak dari barang-barang mewahnya ini, bisa jadi juga para crazy rich ini ternyata setelah diperiksa belum membayar pajak atau ada masalah terkait pajak.
Pegawai pajak dengan media sosial instagram DJP @DitjenPajakRI sekarang juga aktif sekali lho, mereka memantau orang-orang yang flexing ini setiap saat.

 

Ilustrasi mobil mewah. Image Canva

Bahkan saking aktifnya, akun @DitjenPajakRI beberapa kali komen dalam instagram orang-orang yang tidak flexing tapi ramai diperbingcangkan kareng tiba-tiba memiliki penghasilan yang sangat banyak. Sebut saja Ghozali everyday yang menjual NFTnya sampai milyaran dan terakhir Rara, pawang hujan di Sirkuit Mandalika.

Tapi Be-emers juga harus tau, tindakan yang dilakukan pegawai pajak ini juga memiliki tujuan lho, tentu agar masyarakat luas tahu bahwa pemungutan pajak ini dilakukan secara benar dan adil.

Meskipun begitu Be-emers, memantau medsos cuma jadi salah satu cara membantu pemantauan wajib pajak, selain itu Direktorat Jenderal Pajak juga memiliki akses masuk ke berbagai lembaga keuangan sehingga dapat mengetahui arus keuangan setiap wajib pajak.  

Sebetulnya juga tidak ada yang salah kok Be-emers dengan flexing. Flexing untuk pencapaian yang telah diraih dengan susah payah contohnya, bisa jadi hal ini juga semakin memotivasi kalian untuk meraih cita-cita Be-emers lebih tinggi lagi.

Tapi mulai sekarang bagi kalian yang suka flexing tapi belum bayar pajak, hati-hati ya! Bisa-bisa kalian lho target selanjutnya dari Dijen Pajak.

Yuk, sharing di kolom komentar atau tulis aja pengalaman kamu di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.

Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.