Foto: Dok. Confidence
Likes
Inkontinensia urine merupakan masalah kesehatan yang cukup sering dijumpai pada lansia dan dapat mempengaruhi kualitas hidup. Hal ini diduga karena melemahnya otot dan fasia di dasar panggul.
Menurut Burnner and Suddarth (2002), inkontinensia urine adalah ketidakmampuan menahan urine atau kandungan kemih yang tidak terkendali. Jenis Inkontinensia urine juga memiliki beberapa sesuai dengan penyebabnya. Berdasarkan hasil penelitian yang ada di Uroginekologi & Disfungsi Dasar Panggul diinformasikan, 23-35% wanita dewasa mengalami inkontinensia urine. Dalam sebuah penelitian epidemiologi yang besar, prevalensinya sebesar 8-9% pada rentang usia 20-24 tahun, 30% pada rentang usia 50-54 tahun.
Bagi wanita yang memiliki obesitas harus berhati-hati akan gejala inkontinensia urine, hal ini dikarenakan pada beberapa epidemiologi wanita gemuk dengan Indeks Masa Tubuh (IMT) 26-30 memiliki inkontinensia urine sampai dengan 50% dibandingkan dengan wanita IMT di bawah 25. Selain itu, wanita yang telah melahirkan terutama dalam kondisi normal bisa juga mengalami gejala inkontinensia urine.
Hal ini dikarenakan peningkatan lemah abdominal meningkatkan tekanan intraabdominal yang dapat meningkatkan tekanan dan regangan pada organ saraf dan otot dasar panggil seperti kehamilan.
Pada penelitian epidemiologi, penyebab inkontinensia urine penyakit kronis dan perokok memiliki resiko dua setengah kali lipat dibandingkan dengan stres inkontinensia urine. Namun, ada laporan insidensi selama aktivitas berat khususnya olahraga yakni sampai 25% wanita muda dan sehat mengeluh inkontinensia urine, namun bila atlet elit yang diteliti maka insidensinya setara dengan insidensi yang berhubungan dengan umur.
Karena kesulitan dalam mengontrol biasanya menimbulkan inkontinensia fungsional terhadap kehidupan sosial, psikologi, aktivitas seksual hingga pekerjaan.
Brand Group Manager Confidence, Amelia Christine menyebut jika inkontinensia urine mampu menurunkan hubungan interaksi sosial dan interpersonal. “Inkontinensia urine ini bisa bikin orang minder atau gak percaya diri, terus bisa ngerasa malu juga untuk beraktivitas dengan orang banyak. Belum lagi jadi tidak mau kalau diajak berpergian jauh dan yang biasanya orangtua rasakan tuh menjadi takut merepotkan anak-anaknya,” ungkap Amelia dalam keterangan tertulisnya.
Melihat kasus tersebut, selain melakukan pengobatan ke dokter perlu sekali mengatasi dengan memilih popok dewasa dengan kualitas baik.
“Confidence tipe perekat memiliki tiga varian cocok digunakan untuk lansia dengan kondisi tirah baring. Confidence Classic Day mempunyai penyerapan maksimal sehingga permukaannya cepat kering dan nyaman di siang hari. Confidence Classic Night memiliki daya tamping maksimal, pelindung samping anti bocor dan mengandung ekstrak aloe vera agar cegah iritasi sehingga nyenyak semalaman. Confidence Premium Night berbahan clothlike yang selembut kain, mengandung ekstra aloe vera serta daya serap hingga 6x membuat lansia nyenyak semalaman,” jelasnya.
Sedangkan untuk lansia yang masih aktif, berikan Confidence tipe celana yang daya tampungnya hingga 6x daya serap, berbahan lycra yang mengikuti bentuk tubuh dan pas di badan, serta dilengkapi SAP antibacteria yang mencegah timbulnya bakteri sehingga aman untuk kulit lansia.
Amelia menambahkan Confidence memiliki standar kualitas yang baik untuk seluruh jenis produknya. “Sesuai namanya juga, kami ingin lansia yang menggunakan produk kami menjadi berani lebih percaya diri dalam melakukan aktivitas, hobi atau bakatnya sehari-hari. Bagi Caring People yang ingin tahu seputar cara merawat lansia serta promo dan event menarik dari Confidence, kunjungi website www.tanyaconfidence.com atau Instagram dan Facebook @ConfidenceAdultCare,” tutupnya.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.