Apakah Tes MBTI Layak Dipercaya? Simak Alasannya!

MBTI. (Ilustrasi: Canva)

Like

Kamu pernah dengar tentang tes Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)? Yup, itu lho tes psikologi kepribadian yang banyak dipakai untuk membantu orang memahami kepribadian mereka dan bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain.

Tes ini dikembangkan oleh Isabel Briggs Myers dan ibunya, Katherine Briggs, yang terinspirasi oleh karya psikiater Swiss bernama Carl Jung.

Carl Jung percaya bahwa setiap orang itu unik dan memiliki tipe kepribadian masing-masing. Tipe kepribadian ini terdiri dari empat fungsi mental yang berbeda: sensasi, intuisi, berpikir, dan merasa.

Kerennya lagi, masing-masing fungsi ini bisa jadi introvert atau ekstrovert. Nah, fungsi-fungsi inilah yang menjadi dasar dari tes MBTI.

Tes MBTI dirancang untuk membantumu memahami tipe kepribadianmu dengan menanyaimu serangkaian pertanyaan tentang bagaimana kamu memahami dunia dan membuat keputusan.


Tes ini banyak dipakai di berbagai tempat, mulai dari bisnis, pendidikan, hingga terapi. Salah satu fitur penting dari tes MBTI adalah ia didasarkan pada ide dichotomy, yaitu pasangan yang berlawanan.

Misalnya, tes ini bisa bertanya apakah kamu lebih suka ekstrovert atau introvert, atau lebih cenderung mengandalkan indera atau intuisi saat membuat keputusan.

Tes MBTI sudah dibuat ulang dan diupdate beberapa kali sejak pertama kali dikembangkan, dan sekarang banyak dipakai di seluruh dunia.

Biasanya tes ini dipakai di konseling karir untuk membantu orang memahami kekuatan dan kelemahan mereka, serta menemukan pekerjaan yang cocok dengan kepribadian mereka.

Baca Juga: Tipe MBTI Kalau Jadi Buku! Kamu Genrenya Apa Ya?
 

Kritik Terhadap Tes MBTI


Meski demikian, tes MBTI mendapat kritikan dari beberapa pihak. Salah satu kritik terbesar adalah tes ini tidak valid secara ilmiah, yang berarti belum terbukti melalui pengujian ilmiah yang ketat untuk mengukur sifat kepribadian yang diklaimnya.

Ada juga yang mengatakan bahwa tes ini didasarkan pada asumsi yang salah tentang kepribadian dan terlalu menyederhanakan kompleksitas kepribadian manusia.

Tes MBTI juga dikritik karena tingkat reliabilitasnya yang rendah, yang berarti bahwa orang yang mengambil tes beberapa kali bisa mendapatkan hasil yang berbeda setiap kali.

Ini juga menyebabkan kekhawatiran tentang potensi diskriminasi dan penyalahgunaan tes. Walaupun demikian, tes MBTI masih sangat populer dan banyak dipakai oleh orang-orang di seluruh dunia sebagai alat untuk pengembangan pribadi dan profesional.

Jadi, sebelum memutuskan untuk mengambil tes MBTI, sebaiknya ingat bahwa tes ini memiliki batasan dan harus dianggap dengan hati-hati.

Jangan terlalu mengandalkan tes ini sebagai satu-satunya penentu kepribadian atau potensimu. Selalu ingat bahwa kamu adalah individu yang unik dan kompleks, dan tes MBTI hanyalah salah satu alat yang bisa digunakan untuk memahami diri sendiri.

Punya opini atau artikel untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 

Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.