Warga Amerika Serikat Ramai-Ramai Resign, Kok Bisa?

Resign. (Ilustrasi: Canva)

Resign. (Ilustrasi: Canva)

Like

Di Amerika Serikat, tahun 2022 ditutup dengan pekerjanya yang berbondong-bondong resign atau keluar dari pekerjaannya. Tingkat resign melaju tinggi di negara ini. Kok bisa?

Di AS pernah ada peristiwa yang dikenal dengan the great resignation yang berarti tren ekonomi yang sedang berlangsung saat karyawan secara sukarela mengundurkan diri dari pekerjaan mereka secara massal, dimulai pada awal tahun 2021 setelah pandemi COVID-19. 

Di antara alasan yang paling banyak dikutip untuk mengundurkan diri termasuk stagnasi upah di tengah meningkatnya biaya hidup, peluang terbatas untuk kemajuan karir, lingkungan kerja yang tidak bersahabat, kurangnya tunjangan, kebijakan kerja jarak jauh yang tidak fleksibel, dan ketidakpuasan kerja jangka panjang.

Kemungkinan besar yang berhenti adalah pekerja di bidang perhotelan, perawatan kesehatan, dan pendidikan. Beberapa ekonom menggambarkan the great resignation mirip dengan mogok massal.

Namun, partisipasi tenaga kerja di beberapa daerah telah pulih atau bahkan melebihi angka sebelum pandemi.


Hal ini menunjukkan bahwa alih-alih keluar dari lingkungan kerja untuk waktu yang lama (yang dapat menjadi sulit secara finansial, terutama pada saat inflasi tinggi), banyak pekerja hanya bertukar pekerjaan.

Di penghujung tahun 2022 hingga awal 2023, fenomena yang mirip sedang terjadi di AS. Angka pekerja yang resign atau keluar dari pekerjaannya mengalami peningkatan yang signifikan. 

Baca Juga: Janet Yellen: AS Tidak Akan Resesi Tahun Depan
 

Angka Resign Meningkat di AS


Seperti yang diberitakan oleh Quartz, orang Amerika menutup tahun 2022 dengan tingkat resign yang lebih banyak dari sebelumnya. 

Tingkat resign atau berhenti kerja secara keseluruhan tumbuh pada bulan November setelah tetap stabil atau menurun selama sembilan bulan sebelumnya, menurut data baru dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS.

Tingkat berhenti kerja yang menanjak merupakan kebalikan dari apa yang ingin dilihat oleh Federal Reserve. 

Tingkat berhenti kerja secara keseluruhan naik dari 2,6 persen di bulan Oktober menjadi 2,7 persen di bulan November.

Resign di sektor swasta mencapai 3 persen, meningkat dari 2,9 persen bulan sebelumnya. Lowongan pekerjaan juga tetap stabil dari Oktober hingga November di 10,5 juta.

Ini kebalikan dari apa yang dikatakan Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang ingin dia lihat di pasar tenaga kerja. 

Sepanjang tahun 2022, Powell mencatat bahwa The Fed ingin melihat lowongan pekerjaan dan tingkat resign yang rendah serta pertumbuhan upah melambat untuk membantu menurunkan harga.

Namun, pasar tenaga kerja mendingin dalam beberapa aspek. Tingkat perekrutan turun dari 4 persen di bulan Oktober menjadi 3,9 persen di bulan November. Tren itu kemungkinan akan berlanjut karena ketakutan resesi membebani pemberi kerja.

Baca Juga: Ekonom Amerika Menantikan Santa Claus Rally, Apa Itu?

Mau tulisanmu dimuat juga di Bisnis Muda? Kamu juga bisa tulis pengalamanmu terkait investasi, wirausaha, keuangan, hingga lifestyle di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.