Jepang Resesi Seks, Memang Berapa Biaya Punya Anak di Jepang?

Masyarakat Jepang (Foto: Canva)

Like

Jepang resesi seks, krisis kependudukan mulai terjadi di sana. Banyak orang enggak mau punya anak karena faktor ekonomi. Memang berapa biaya membesarkan anak di Jepang sampai orang-orang enggak mau punya anak?

Anak-anak muda di Jepang mulai meninggalkan desa untuk bekerja di kota dan mereka enggak berminat memiliki anak. Lebih banyak populasi orang tua daripada anak mudanya di Jepang.

Parahnya, resesi seks di Jepang sudah dalam tahap beberapa sekolah tutup karena tidak memiliki murid. Selain itu, banyak rumah di daerah pedesaan yang sudah diambil alih pemerintah dan seperti desa mati. 

Mengutip Reuters, SMP Yumoto, di Desa Ten-ei, Prefektur Fukushima akan ditutup secara permanen setelah 76 tahun berdiri. Sekolah tersebut hanya memiliki dua siswa dan menjadi lulusan terakhir.

Sedih ya Be-emers, saking enggak ada siswanya sekolah-sekolah harus tutup. Bagaimana nasib guru-guru yang sudah mengajar puluhan tahun di sana ya.


Ini semua karena angka kelahiran Jepang yang sangat rendah. Bila resesi seks ini terus berlanjut, jumlah penduduk Jepang yang saat ini masih berada di angka 125 juta jiwa diprediksi akan turun menjadi 88 juta jiwa pada 2065 mendatang.

Baca Juga: Ramai Soal Childfree dan Childphobia, Ini Gejala dan Perbedaannya
 

Kenapa angka kelahiran di Jepang rendah?


Di tahun 2022 angka kelahiran di Jepang berada di bawah 800 ribu pada tahun lalu, atau terendah dalam sejarah Jepang. Bahkan angka kematiannya lebih tinggi dari angka kelahirannya.

Data juga menunjukan bahwa jumlah perempuan di atas 50 tahun yang tidak pernah memiliki anak di Jepang merupakan yang tertinggi di kalangan 38 negara maju yang tergabung dalam OECD.

Artinya banyak warga Jepang yang tidak ingin memiliki anak seumur hidup. Sehingga mereka memilih untuk tidak menikah, atau jika menikah mereka tidak melahirkan.

Selain itu kebutuhan ekonomi yang terus meningkat membuat warga Jepang merasa memiliki anak akan memberatkan karena anak membutuhkan biaya-biaya tidak terduga.
 

Memang berapa biaya membesarkan anak di Jepang?


Japan Times menyebutkan bahwa untuk membesarkan anak di Tokyo sejak lahir hingga lulus perguruan tinggi saat ini membutuhkan biaya sekitar 28,59 juta yen hingga 63,01 juta yen.

Baca Juga: Konsep Hidup Warga Jepang yang Bisa Ditiru Warga +62 (part 1)

Perkiraan tersebut didasarkan pada temuan survei yang dilakukan perusahaan asuransi AIU di Tokyo. Bila dirupiahkan, maka biaya membesarkan anak di Jepang setara dengan Rp 3,23 miliar sampai dengan Rp 7,12 miliar.

Kalau dibedah lebih lanjut, biaya tersebut bisa dibagi menjadi biaya dasar sekitar 16,8 juta yen atau setara dengan Rp 1,89 miliar.

Sudah termasuk di dalamnya 7,02 juta yen atau setara dengan Rp 793,26 juta untuk makanan dan 4,69 juta yen atau setara dengan Rp 529,97 juta untuk uang saku.

Selanjutnya untuk biaya pendidikan dibutuhkan minimal 11,79 juta yen atau setara dengan Rp 1,33 miliar jika bersekolah di lembaga publik dari taman kanak-kanak hingga universitas.

Kalau disekolahkan di lembaga swasta angkanya akan meningkat signifikan hingga maksimum 46,21 juta yen atau setara dengan Rp 5,22 miliar.

Nah, besaran itulah yang membuat warga Jepang mundur untuk memiliki anak. Mereka merasa untuk menanggung diri sendiri saja sudah berat apalagi untuk biaya memiliki anak.

Mau tulisanmu dimuat juga di Bisnis Muda? Kamu juga bisa tulis pengalamanmu terkait investasi, wirausaha, keuangan, hingga lifestyle di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung