Meta Pakai Postingan di Instagram Untuk Latih AI, Kreator Digital Harus Waspada!

Meta menggunakan semua postingan publik di Instagram untuk melatih AI. (Sumber gambar: news9live.com)

Like

Para kreator kembali merasa resah karena perusahaan teknologi Meta yang memakai unggahan publik di Instagram dan Facebook untuk melatih artificial intelligence (AI) mereka.

Hal ini, tentu menjadi salah satu pemicu keresahan bagi para kreator digital. Bisa saja semua karya yang mereka bagikan di media sosial “dicuri” AI.

Keresahan ini mulai muncul ketika Meta, melalui presiden urusan globalnya, Nick Clegg, mengakui hal tersebut.

Dia mengatakan konten berbasis teks dan foto yang telah pengguna unggah akan Meta gunakan untuk melatih AI buatannya.

Akan tetapi, Nick memberikan keterangan kalau mereka tidak akan menggunakan konten yang bersifat pribadi.


Baca Juga: 5 Langkah Mudah untuk Mencegah Penyebaran Informasi Pribadi di Media Sosial

Hanya postingan publik saja yang mereka gunakan untuk melatih AI. Para kreator digital yang resah kemudian mulai bermunculan. Sebenarnya apa saja yang mereka keluhkan? 

 

Algoritma Media Sosial Mendukung Konten yang Buat Pengguna Ketagihan

Salah satu persoalan yang kreator digital keluhkan adalah platform seakan tidak peduli dengan efek jangka panjang negatif yang pengguna dapat dari terpapar media sosial. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir algoritma dari platform ini berubah sangat signifikan.

Dion MBD, seorang ilustrator digital menyampaikan bentuk protesnya melalui salah satu postingan Instagram pada akun @ilustra.see

“Tadinya pakai Instagram sebagai seorang ilustrator itu cukup community dan cukup seru ya. Tapi kalau sekarang kita bener-bener dipaksa untuk buat konten yang buat orang ketagihan aja.”

Baca Juga: Usai Boikot, Ramai Aksi Blockout Medsos Artis Dunia yang Acuh soal Konflik Kemanusiaan!

Salah satu contoh nyatanya adalah kebijakan reels dari Instagram yang punya kecenderungan untuk membuat pengguna ketagihan.

Sebenarnya, Instagram bisa saja mengubah desain platformnya, tetapi algoritma yang ada terus mendukung kebijakan tersebut.