Euforia IPO GoTo, Apakah Sahamnya Menarik untuk Dikoleksi Illustration Bisnis Muda - Image: Gojek
Likes
Pada Selasa (15/3) lalu, GoTo resmi mengumumkan bakal melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Di hari yang sama pun, book building atau masa penawaran awal GoTo pun sudah dimulai.
Adapun, berdasarkan jadwal, book building GoTo akan berakhir di tanggal 21 Maret 2022. Berikut rencana jadwal IPO GoTo selengkapnya:
Masa penawaran awal (book building) | 15 - 21 Maret 2022 |
Perkiraan tanggal efektif | 25 Maret 2022 |
Perkiraan masa penawaran umum perdana saham | 29 - 31 Maret 2022 |
Perkiraan tanggal penjatahan | 31 Maret 2022 |
Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik | 1 April 2022 |
Tanggal pencatatan di BEI (listing) | 4 April 2022 |
Berdasarkan prospektusnya, GoTo akan melepas 52 miliar lembar saham, atau setara 4,39 persen dari total saham yang beredar. Sementara saham IPO GoTo yakni di rentang Rp316 - Rp346.
Dengan begitu, lewat IPO, GoTo bakal mendapat suntikan modal hingga mencapai Rp17,99 triliun nih, Be-emers. Nilai IPO GoTo pun bakal jadi yang kedua terbesar nih setelah Bukalapak (BUKA) di BEI.
Kinerja GoTo: Masih Rugi Sejak 2018
Menariknya nih, dilansir dari prospektusnya, ternyata GoTo masih tercatat rugi lho, Be-emers! Bahkan, mirip kayak yang dialami Bukalapak, GoTo diketahui masih mencatatkan rugi bersih selama tiga tahun berturut-turut.Berikut akumulasi rugi bersih GoTo sejak Desember 2018 hingga Desember 2020
Periode | Jumlah Rugi Bersih |
31 Desember 2018 | Rp20.438 Miliar |
31 Desember 2019 | Ro43.190 Miliar |
31 Desember 2020 | Rp57.740 Miliar |
Sementara pada 31 Juli 2021, tercatat akumulasi rugi bersih GoTo mencapai Rp65,287 miliar nih, Be-emers. Kok bisa sih?
Ternyata ada sejumlah faktor yang menyebabkan GoTo masih harus mencatatkan kerugian. Dilansir dari laman Bisnis.com, ini sejumlah faktor pemicu rugi bersih GoTo:
- Pengembangan kegiatan operasional, penawaran produk, jejaring konsumen
- Biaya penjualan dan pemasaran untuk meningkatkan basis konsumen
- Biaya penyusutan dan amortisasi perangkat lunak
- Biaya pengembangan teknologi dan infrastruktur
- Beban gaji dan imbalan karyawan
Bahkan, berdasarkan data dalam prospektus GoTo, beban paling besar ada pada gaji dan imbalan karyawan lho! Hingga Juli 2021, gaji dan imbalan karyawan tercatat telah meningkat 35,7 persen, yakni sebesar Rp4,12 triliun.
Bisnis.com mencatat, gaji karyawan perusahaan GoTo naik 7,5 persen hingga 10 persen hingga 31 Juli 2021. Begitu juga dengan imbalan karyawan GoTo yang naik lebih dari 3 persen.
Hingga 31 Juli 2021, dikutip dari data prospektus GoTo. jumlah liabilitas imbalan kerja jangka pendek GoTo yakni sebesar Rp2.757,3 miliar. Bonus karyawan pun tercatat mencapai lebih dari Rp242 miliar.
Euforia IPO GoTo, Apakah Sahamnya Menarik untuk Dikoleksi Illustration Bisnis Muda - Image: Gojek
Enggak hanya karena jumlah karyawan GoTo yang terus bertambah setiap tahunnya, meningkatnya liabilitas GoTo juga disebabkan oleh adanya program penghargaan untuk karyawan GoTo.
Selain gaji pokok, lewat program penghargaan, karyawan GoTo juga mendapatkan gaji variabel insentif jangka panjang, asuransi, dan program kesejahteraan lainnya.
Di sisi lain, GoTo yang masih tercatat rugi bersih, justru mengklaim bahwa pihaknya enggak bisa memberikan jaminan untuk membukukan laba bersih di masa mendatang nih, Be-emers.
Soalnya, kemampuan GoTo untuk mencapai cuan alias laba bersih, sebagian besar tergantung sama kemampuan mengembangkan bisnis dan optimalisasi sumber daya. Hal itu pun, dinilai akan membutuhkan waktu lebih lama dan biaya lebih besar.
Meski begitu, laba bersih GoTo, nantinya bakal dipengaruhi oleh diversifikasi produk, pengembangan marketplace, hingga penawaran value-added services dengan marjin lebih tinggi.
Untuk itu, melantai di bursa adalah salah satu jalan untuk investasi jangka panjang guna meningkatkan potensi laba GoTo nih, Be-emers. Yah meskipun, kalau saat sudah listing GoTo masih rugi, konsekuensinya GoTo belum bisa memberikan dividen untuk para pemegang sahamnya.
Saham GoTo Menarik untuk Dikoleksi?
Dalam melakukan aksi IPO, GoTo pakai skema greenshoe option dan Multiple Voting Shares (MVS) nih, Be-emers. Kedua skema tersebut digunakan untuk menjaga stabilitas harga saham GoTo usai listing di BEI.Nah, dikutip dari laman Bisnis, analis Kanaka hita Solvera Andhika Cipta menjelaskan bahwa price to book value (PBV) GoTo saat IPO yakni berkisar dari 2,98x sampai 3,17x. Kalau berdasarkan PBV tersebut sih, Andhika menilai bahwa harga saham GoTo saat IPO enggak terlalu mahal.
Selain itu, menurutnya, saham GoTo cocok untuk investasi jangka panjang. Soalnya, meski tercatat masih mengalami rugi bersih, GoTo merupakan holding company yang punya banyak perusahaan teknologi raksasa.
Enggak cuma itu, Be-emers. Seperti yang diketahui dalam prospektusnya, GoTo merupakan ekosistem digital yang sudah merambah kawasan Asia Tenggara.
Meski begitu, enggak menutup kemungkinan kok kalau saham GoTo juga cocok untuk trading. Andhika menyebutkan, para trader bisa memanfaatkan volatilitas harga saham GoTo untuk trading jangka pendek.
Jadi, kamu bakal BUY atau BYE saham GoTo nih, Be-emers?
Komentar
12 Aug 2023 - 11:44
Kalau perusahaan berbasis teknologi itu, kata Warren Buffet cenderung tidak akan dibeli sahamnya. Sebab, perkembangan teknologi memang sangat luar biasa. Selain itu, untuk mengerti perusahaan semacam ini membutuhkan pengetahuan yang luas. Jadi, kalau saya, lebih memilih berinvestasi di perusahaan lainnya.