Food Rescue: Implementasi Greenjobs yang Ramah Lingkungan

Food rescue jadi salah satu pekerjaan yang mengimplementasikan green jobs (Foto Freepik.com)

Food rescue jadi salah satu pekerjaan yang mengimplementasikan green jobs (Foto Freepik.com)

Like

Siapa yang kalau makan masih suka ‘nyisa’? Entah alasan kekenyangan lah, gak suka sama makanannya lah, bosen lah.

Jangan ya dek ya. Tahukah kalian, sisa makananmu menyumbang 700 ton sampah setiap hari? Dampaknya perubahan iklim tak lagi bisa dihindarkan. Disisi lain, 22 juta penduduk Indonesia masih hidup dalam kelaparan. Miris!

Padahal, dalam prinsip SDGs (Sustainable Development Goals), setiap negara harus mewujudkan 17 poin kesejahteraan masyarakat.

Diantaranya poin ke 2 (tanpa kelaparan), poin ke 3 (kehidupan sehat dan sejahtera), poin ke 12 (konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab) juga poin ke 13 (penanganan perubahan iklim).

Menurut paparan Bu Maria selaku dosen UMN dalam acara Recon PR 2024 sabtu lalu, hanya 15% target SGDs Indonesia yang tercapai, dan waktu yang tersisa tinggal 5 tahun lagi. Bisakah Indonesia berhasil mengimplementasikannya? 


Baca Juga: Kenaikan Rugi Bersih PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) pada Kuartal I-2024

Berangkat dari keprihatinan ini, tetangga Pak Raja yang berdomisili di Bogor menyewa sepetak lahan guna menginisiasi gerakan Food Rescue yang berfokus pada mengumpulkan makanan berlebih dan dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan.

Selain itu, beliau juga mengumpulkan sampah plastik bekas konsumsi seperti botol minum, gelas dan cutleries sekali pakai, pembungkus makanan, dll kemudian dijual kembali. Lucunya, terkadang si tetangga ‘main asal comot’ tanpa pemberitahuan sehingga bikin penghuni lain kebingungan sampahnya kok tiba-tiba raib.