Karyawan Palugada? Ini Cara Menyusun Batasan Kerja yang Sehat

Jangan Jadi Karyawan Palugada! Ini Tips untuk Spesialisasi Karier Anda (Sumber gambar: Freepik)

Jangan Jadi Karyawan Palugada! Ini Tips untuk Spesialisasi Karier Anda (Sumber gambar: Freepik)

Like

Halo, Be-emers! Pernah dengar istilah karyawan “palugada”? Ya, itu singkatan dari "apa lu mau, gua ada". Ini menggambarkan karyawan yang selalu siap sedia untuk melakukan segala jenis pekerjaan, apapun itu, bahkan yang di luar deskripsi pekerjaannya.

Meski terdengar hebat, menjadi karyawan palugada bisa membawa dampak negatif, seperti burnout, kehilangan fokus pada spesialisasi, atau bahkan penurunan produktivitas.


Bagaimana cara menghindari jebakan karyawan palugada?

Kuncinya adalah menyusun batasan kerja yang sehat. Batasan ini penting untuk menjaga keseimbangan antara tanggung jawab kerja dan kehidupan pribadi, serta memastikan bahwa kamu bisa memberikan performa terbaik di area keahlianmu tanpa merasa terbebani.

Ada beberapa langkah yang bisa kamu terapkan agar pekerjaanmu tetap berjalan dengan baik.

Baca Juga: Sudah Tak Sanggup jadi Karyawan Palugada? Ini Tips yang Bisa Kamu Lakukan!
 

1. Kenali Deskripsi Pekerjaanmu dengan Jelas

Langkah pertama, Be-emers, adalah memahami deskripsi pekerjaan yang sudah disepakati. Pastikan kamu mengetahui dengan pasti apa yang menjadi tanggung jawabmu, sehingga kamu bisa dengan percaya diri menolak tugas yang di luar lingkup tersebut. Jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan atasan jika ada ketidakjelasan.
 

2. Belajar Mengatakan Tidak dengan Bijak

Menjadi karyawan yang selalu "ya" memang menyenangkan bagi atasan atau rekan kerja, tapi hal itu bisa membuatmu kewalahan.



Mengatakan “tidak” kadang diperlukan, terutama jika tugas yang diberikan di luar kemampuan atau kewajibanmu.

Kamu bisa menolak secara halus dan menawarkan solusi lain, misalnya merekomendasikan rekan kerja yang lebih tepat untuk tugas tersebut.

 

3. Prioritaskan Tugas Berdasarkan Kepentingan

Jika kamu terus-menerus diberi banyak pekerjaan yang tidak berhubungan dengan peran utamamu, mulailah memprioritaskan mana yang benar-benar penting dan mendesak.

Diskusikan prioritas tugas ini dengan atasan agar jelas mana yang harus lebih dulu diselesaikan, dan mana yang bisa dialihkan atau ditunda.