Bahaya Mikroplastik dalam Makananmu, Begini Caranya Masuk ke Tubuh!

Ilustrasi mikroplastik yang ternyata secara tidak sadar sering kita konsumsi (Sumber gambar: Canva)

Ilustrasi mikroplastik yang ternyata secara tidak sadar sering kita konsumsi (Sumber gambar: Canva)

Like

Be-emers, sudah tahu belum kalau orang Indonesia mendapat peringkat pertama di dunia sebagai yang paling banyak menelan mikroplastik dan nano plastik lho! 

Data tersebut  berdasarkan penelitian dari Environmental Science & Technology yang mengungkap bahwa orang Indonesia setiap bulannya mengonsumsi kurang lebih 15 gram mikroplastik. 

Mikroplastik merupakan partikel plastik yang berukuran kurang dari lima milimeter dan bisa mengancam kesehatan jika tidak sengaja tertelan atau termakan oleh manusia. Mikroplastik terbagi menjadi dua jenis yakni primer dan sekunder. 

Mikroplastik primer yakni jenis mikroplastik yang diproduksi langsung untuk barang tertentu dan digunakan oleh manusia, contohnya seperti sabun, kosmetik, dan pakaian). 

Sedangkan mikroplastik sekunder adalah mikroplastik yang berasal dari penguraian sampah plastik di lautan yang tertelan oleh hewan laut. Kedua jenis mikroplastik ini bisa bertahan di lingkungan untuk waktu yang lama. 


Baca Juga: Mengapa Gaya Hidup Berkelanjutan Penting Bagi Generasi Saat Ini dan Mendatang?

Mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh diartikan oleh otak sebagai benda asing karena tidak bisa dicerna ataupun diserap. Endapan mikroplastik yang terkumpul di dalam tubuh jika dibiarkan terlalu lama akan berisiko memicu penyakit kronis seperti tumor atau kanker. 
 

Mikroplastik jika dibiarkan menumpuk di dalam tubuh bisa memicu penyakit kronis seperti tumor dan kanker/Canva

Mikroplastik jika dibiarkan menumpuk di dalam tubuh bisa memicu penyakit kronis seperti tumor dan kanker/Canva

 

Bagaimana Mikroplastik Masuk ke dalam Tubuh? 

Sering kali manusia tidak sadar jika telah mengonsumsi mikroplastik di kehidupan sehari-hari. Contohnya seperti mikroplastik di lautan bisa ditelan oleh makhluk hidup seperti amoeba dan plankton dan dimangsa oleh ikan dan hewan air lainnya. 

Jika ikan yang kita makan berada di habitat yang tercemar, bukan tidak mungkin kita secara tidak sadar mengonsumsi mikroplastik yang tertimbun di daging ikan tersebut. 

Selain itu, mikroplastik yang terlarut melalui wadah makanan atau alat makan yang terkena panas atau terkikis juga bisa secara tidak sadar masuk ke dalam tubuh. 

Baca Juga: 6 Cara Menjalankan Sustainable Fashion yang Lebih Ramah Lingkungan!

Terkadang kita sering menggunakan wadah plastik sebagai tempat memanaskan makanan atau minuman, padahal hal tersebut ternyata bisa melarutkan partikel plastik dari wadah yang akhirnya akan tercampur ke dalam makanan. 

Contoh lainnya yakni dalam penggunaan peralatan dari bahan plastik seperti talenan yang berpotensi meningkatkan perpindahan mikroplastik ke makanan karena kikisan dari pisau. 

Berdasarkan beberapa jurnal tentang mikroplastik, ada beberapa barang yang sebaiknya mulai dihindari atau diganti untuk mengurangi risiko tubuh mengonsumsi mikroplastik lebih banyak. 
 

Ilustrasi kemasan teh celup yang mengandung mikroplastik/Canva

Ilustrasi kemasan teh celup yang mengandung mikroplastik/Canva

1. Teh Celup 

Siapa sangka bahwa teh celup mengandung mikroplastik lho. Diketahui dari penelitian yang dilakukan oleh Dow University of Health Sciences, kantong teh celup bisa melepas jutaan mikroplastik ketika terkena panas. 

Kantong teh kebanyakan terbuat dari plastik polipropilen yang tidak ramah lingkungan. Sedangkan untuk kantong teh kertas masih mengandung sisa plastik di lapisan penutupnya. 

Untuk menyiasatinya, kamu bisa menggunakan teko besi atau saringan logam ketika menyeduh teh. Atau alternatif lainnya yakni dengan mengganti teh celup dengan kantong teh katun dan juga saringan teh dari kain linen organik untuk mendapatkan khasiat minuman teh yang lebih sehat. 
 

Ilustrasi gelas kertas yang berbahaya jika digunakan dalam jangka waktu lama/Canva

Ilustrasi gelas kertas yang berbahaya jika digunakan dalam jangka waktu lama/Canva

 

2. Gelas Kertas 

Kamu punya kebiasaan menyeduh kopi atau teh di gelas kertas? Yuk mulai ubah kebiasaannya karena menggunakan gelas kertas untuk minuman panas bisa menyebabkan pelepasan bahan kimia seperti fluorida, klorida, sulfat, dan nitrat yang terkandung pada gelas tersebut yang akhirnya akan tercampur ke minuman. 

Baca Juga: Jepang Buang Limbah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ke Laut! Gak Bahaya Tah?

Disebutkan dalam Journal of Hazardous Materials (2021), bahan baku gelas kertas mengandung bahan-bahan kimia yang bisa bereaksi ketika kondisi panas. Maka dari itu, kamu bisa mengganti kebiasaan menggunakan gelas kertas ke gelas berbahan keramik atau kaca yang bisa digunakan berulang kali untuk terhindar dari paparan mikroplastik. 
 

Talenan plastik jika digunakan dalam jangka waktu panjang berisiko meningkatkan paparan mikroplastik ke bahan makanan/Canva

Talenan plastik jika digunakan dalam jangka waktu panjang berisiko meningkatkan paparan mikroplastik ke bahan makanan/Canva

 

3. Talenan Plastik 

Menggunakan talenan plastik dalam jangka waktu yang lama secara tidak sadar akan membuat kita mengonsumsi mikroplastik lho.

Berdasarkan hasil penelitian dari American Chemical Society (ACS), peralatan masak seperti talenan plastik mampu membuat manusia terpapar 79,4 juta mikroplastik polipropilena setiap tahunnya akibat perpindahan mikroplastik dari talenan ke bahan makanan. 

Kini banyak orang yang mulai beralih dengan mengganti peralatan masak berbahan plastik menjadi peralatan masak berbahan kayu atau stainless anti gores, untuk meminimalisir mikroplastik masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang kita santap. 

Mulai ubah kebiasaan dengan metode berkelanjutan/Canva

Mulai ubah kebiasaan dengan metode berkelanjutan/Canva