Jepang Buang Limbah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ke Laut! Gak Bahaya Tah?

Kawasan Power Plant Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima, Jepang

Kawasan Power Plant Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima, Jepang

Like

Negeri Matahari Terbit, alias Jepang, nampaknya baru saja mengambil keputusan yang cukup menggegerkan dunia, Be-emers. Mereka memulai aksi membuang air limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima.

Tepatnya pada Kamis tanggal 24 Agustus 2023, Jepang mulai meluncurkan rencananya tersebut. Dalam laporan yang dikutip dari AFP, awal dari proses pembuangan ini melibatkan pelepasan sekitar 540 kolam renang Olimpiade setara limbah ke laut Pasifik.

Adegan langsung dalam video yang disediakan oleh operator pabrik TEPCO (Tokyo Electric Power Company) memperlihatkan insinyur-insinyur yang sibuk di balik layar komputer, dan seorang pejabat mengumumkan bahwa "katup di dekat pompa transportasi air laut telah dibuka" setelah proses perhitungan mundur.

TEPCO, perusahaan operator pabrik, menjelaskan bahwa tindakan ini melibatkan sekitar 1.000 kontainer baja yang berfungsi untuk menyimpan air terkontaminasi.

Baca Juga: Indonesia Rencanakan Bangun Pembangkit Tenaga Nuklir Tahun 2049


Kenapa Limbah Nuklir Dibuang ke Laut?



Tugas ini merupakan bagian penting dari upaya pembersihan dan penghapusan bahan bakar nuklir yang sangat berbahaya dan puing-puing dari reaktor yang mengalami kerusakan parah.

Pada tahun 2011, gempa bumi dahsyat dan tsunami melanda fasilitas Fukushima-Daiichi di timur laut Jepang, mengakibatkan kehancuran tiga reaktor dan menelan korban jiwa sekitar 18.000 orang.

Sejak saat itu, TEPCO telah mengumpulkan sebanyak 1,34 juta meter kubik air yang terkontaminasi karena digunakan untuk mendinginkan reaktor yang rusak, ditambah dengan air tanah dan hujan yang meresap ke dalam fasilitas tersebut.

Rencananya, TEPCO akan melakukan empat tahap pelepasan air yang telah diolah, mulai dari tanggal 24 Agustus hingga Maret 2024.

Proses pelepasan pertama ini diperkirakan akan memakan waktu sekitar 17 hari. TEPCO juga menambahkan bahwa sekitar 5 triliun becquerel (satuan radioaktivitas) tritium akan dilepaskan dalam tahun fiskal ini.

Agar proses ini dilakukan dengan pengawasan, para pengawas dari Badan Energi Atom PBB yang mendukung rencana ini, akan berada di lokasi selama pelaksanaan prosedur tersebut. Para pekerja dari TEPCO juga dijadwalkan untuk mengambil sampel air pada malam hari tanggal 24 Agustus.


Kontroversi Pembuangan Limbah Nuklir ke Laut


Namun, rencana ini tidak datang tanpa kontroversi. Sebelum proses dimulai, sekitar 10 orang melakukan protes di dekat lokasi tersebut, sementara sekitar 100 orang berkumpul di markas besar TEPCO di Tokyo.

Salah seorang warga yang mengikuti protes tersebut, Kenichi Sato (68), menyuarakan ketidaksetujuannya dengan ucapan, "Ini seperti membuang bom atom ke laut. Jepang adalah negara pertama yang diserang dengan bom atom di dunia, dan perdana menteri negara tersebut yang mengambil keputusan ini."

Baca Juga: Hati-Hati Sayur Ditanam di Daerah Berlimbah Bisa Beracun!

Respons keras juga datang dari pihak China, dengan Kementerian Lingkungan Hidup China yang mengutuk tindakan Jepang. Mereka menuduh Jepang bersikap egois dan tidak bertanggung jawab, dan berencana untuk memantau dampak yang ditimbulkan terhadap perairan mereka.

Meskipun Jepang mengklaim bahwa semua unsur radioaktif telah difilter keluar, kecuali tritium yang menurut mereka dalam kadar yang aman dan lebih rendah dibandingkan dengan emisi dari pembangkit listrik nuklir lainnya, termasuk yang beroperasi di China, pandangan ini tidak sepenuhnya diterima oleh semua pihak.

Sebuah kelompok lingkungan, Greenpeace, mengkritik proses penyaringan yang mereka anggap memiliki kelemahan. Sementara itu, China dan Rusia mengusulkan agar air tersebut diuapkan dan dilepaskan ke atmosfer.

Meskipun risiko dari pelepasan ini dianggap relatif kecil dan akan semakin menurun seiring berjalannya waktu karena waktu paruh radioaktif yang singkat, tidak semua pihak yakin dengan argumen ini.

Di tengah perdebatan ini, Korea Selatan, meskipun tengah berupaya memperbaiki hubungan dengan Jepang, menerima rencana ini dengan tenang, meskipun ada kekhawatiran dari masyarakat dan beberapa protes terkait pelepasan air radioaktif ini oleh Jepang.

Jadi, Be-emers, langkah kontroversial Jepang dalam membuang air limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ini memang telah menimbulkan reaksi bermacam-macam dari berbagai pihak di dalam dan luar negeri.

Meskipun argumen ilmiah dan teknis menjadi dasar bagi langkah ini, pertentangan dan kekhawatiran terhadap dampaknya tetap menjadi sorotan utama.

Bagaimanapun juga, tindakan ini akan memberikan dampak jangka panjang bagi lingkungan, hubungan antarbangsa, serta kebijakan energi di Jepang dan dunia.

Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.