Doom Spending: Fenomena Belanja Impulsif Gen Z yang Harus Diwaspadai

Kemudahan berbelanja salah satu pemicu doom spending sumber gambar Pixabay.com

Kemudahan berbelanja salah satu pemicu doom spending sumber gambar Pixabay.com

Like

Hi Be-emers! Tentunya kalian pernah mendengar bahwa Gen Z sering disebut sebagai generasi yang rentan terhadap stres dan gangguan kecemasan.

Faktor seperti paparan media sosial yang tak terbendung, ketidakpastian masa depan, tekanan ekonomi yang semakin berat, serta tingginya persaingan di dunia kerja memicu generasi ini untuk melakukan doom spending.

Doom spending merujuk pada perilaku belanja impulsif dan berlebihan, sering kali disertai rasa obsesi, di mana seseorang sulit menahan keinginan untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Semua ini dilakukan semata-mata untuk meredakan stres sesaat.

Namun, apa sebenarnya yang memicu perilaku doom spending di kalangan Gen Z?


3 Faktor Penyebab Doom Spending

Berikut tiga faktor penyebab utama perilaku doom spending:

1. Kemudahan Belanja Online

Saat ini, belanja online telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Kemudahan dalam memilih produk, proses pengiriman yang cepat, hingga berbagai metode pembayaran.

Seperti pay later (bayar belakangan) atau cicilan kredit semakin memudahkan konsumen untuk berbelanja tanpa harus membayar di muka.


Hal tersebut menciptakan ilusi bahwa barang-barang yang dibeli “terjangkau,” meskipun pada akhirnya menumpuk hutang atau tagihan.

Baca Juga: Daya Tarik iPhone di Kalangan Gen Z, Antara Teknologi vs Status Sosial
 

2. Diskon, Promosi, dan Iklan yang Menggoda

Pemasaran agresif melalui berbagai platform media sosial, mulai dari kerja sama dengan KOL (Key Opinion Leader), program flash sale, cashback, hingga penawaran waktu terbatas.

Semakin menggiurkan konsumen untuk membeli lebih banyak. Taktik ini tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga menciptakan rasa urgensi seolah-olah konsumen akan rugi jika tidak segera berbelanja.
 

3. Kecanduan Dopamin dari Belanja

Berbelanja sering kali menghadirkan sensasi senang yang bersifat sementara. Setiap kali kita membeli sesuatu, otak melepaskan hormon dopamin, yang bertanggung jawab atas perasaan bahagia.

Namun, sensasi ini hanya berlangsung sesaat dan dapat mendorong kita untuk terus berbelanja guna mendapatkan perasaan yang sama berulang kali.

 

Menghentikan Doom Spending: Apa yang Bisa Dilakukan?

Meskipun doom spending bisa menjadi masalah serius, hal ini bukan berarti tidak bisa dihentikan. Ada beberapa langkah yang dapat membantu kita untuk mengendalikan kebiasaan belanja berlebihan ini:

1. Membuat Anggaran yang Jelas

Cobalah menetapkan anggaran yang ketat untuk kebutuhan sehari-hari dan hiburan. Pastikan untuk disiplin mematuhi anggaran tersebut. Catat setiap pengeluaran, dan evaluasi secara berkala untuk melihat apakah masih ada ruang untuk memperbaiki pengelolaan keuangan.
 

2. Mengidentifikasi Pemicu Stres

Salah satu penyebab utama doom spending adalah stres yang tidak terkendali. Untuk menghentikan perilaku impulsif ini, penting bagi kita untuk mengetahui apa yang menjadi pemicu stres. Apakah itu tekanan pekerjaan, masalah keuangan, atau hubungan sosial? Setelah diketahui, kita bisa mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya.