Sukses jadi Sociopreneur ala Mas Khodim Founder Borneo Cacao

Borneo Cacao dan foundernya Muhammad Khodim. Sumber gambar: Freepik.com

Borneo Cacao dan foundernya Muhammad Khodim. Sumber gambar: Freepik.com

Like
Be-emers dari kemarin sudah banyak tulisan mengenai sociopreneur. Nah, pada hari Kamis tanggal 24 Oktober kemarin Bisnis Muda mengadakan Youngpreneur Talk dari pelaku Sociopreneur langsung, yaitu Muhammad Khodim, yang merupakan founder dari Cacao Borneo.
 
Judul Youngpreneur Talk ini adalah "Strategi jadi Sociopreneur: Cuan Maksimal Manfaat Optimal" dan memang itulah yang kami dapatkan dari Youngpreneur Talk tersebut.
 
 

Borneo Cacao 

Salah satu hal yang melatarbelakangi Muhammad Khodim membuka bisnis sosial Borneo Cacao adalah karena Borneo merupakan salah satu daerah penghasil tanaman kakao. Meski demikian, hasil kakao ini belum bisa dimanfaatkan secara maksimal. 
 
Hal ini dapat dilihat misalnya seringkali petani kakao hanya bisa menjual kakao lebih rendah daripada harga di pasaran, atau lebih rendah daripada biaya perawatan. 
 
Muhammad Khodim selanjutnya melakukan analisis kebutuhan kakao baik di dalam atau luar negeri. Dan ditemukan data bahwa banyak negara-negara Eropa, seperti Swiss dan Prancis sangat terkenal dengan olahan coklatnya, tetapi negara-negara tersebut bukan merupakan negara penghasil kakao. Jadi ini merupakan sebuah peluang. 
 
Selain itu juga ditemukan data bahwa masyarakat Indonesia sebenarnya adalah konsumen coklat, namun coklat yang dikonsumsi masih terbatas. Jadi makin banyak peluang berkembangnya industri coklat di dalam negeri.
 

Niche Khusus dan Perlakuan Khusus 

Salah satu hal yang membuat bisnis sosial Muhammad Khodim terus bertahan dan berkembang sampai saat ini adalah karena adanya Niche (pangsa pasar) khusus, perlakuan khusus, dan pemasaran khusus. 
 
Niche khusus dilakukan dengan hanya menjual kakao kepada pembeli pembeli yang memiliki syarat tertentu, artinya tidak dijual secara umum seperti produsen kakao pada umumnya.
 
Perlakuan khusus antara lain dilakukan dengan mengelola kakao tersebut dari penanaman, pemanenan, dan pengolahan menjadi bubuk kakao.

Penanaman dan pemanenan tanaman kakao dilakukan sesuai dengan standar permintaan luar negeri. Begitu juga dengan penanganan hasil panen kakao juga dilakukan sesuai standar permintaan pelanggan antara lain dilakukan fermentasi terlebih dahulu.