Trump Unggul di Pilpres AS, Bagaimana Dampak dan Apa yang Mesti Dilakukan?

Dampak Global Kemenangan Trump di Pilpres AS (Sumber gambar: Emily Elconin Bloomberg)

Dampak Global Kemenangan Trump di Pilpres AS (Sumber gambar: Emily Elconin Bloomberg)

Like

Kemenangan atau keunggulan kandidat dalam Pilpres Amerika Serikat selalu menjadi sorotan dunia, apalagi ketika nama Donald Trump kembali muncul sebagai calon yang unggul.

Sebagai sosok yang kontroversial dan memiliki kebijakan yang berbeda dari kebanyakan pemimpin, kemenangan Trump tentu membawa harapan sekaligus kekhawatiran bagi ekonomi global.

Mari kita lihat, apa saja dampaknya bagi perekonomian dunia jika Trump benar-benar kembali menduduki kursi Presiden AS.


1. Ketidakpastian Pasar dan Gejolak Bursa Global

Trump dikenal memiliki gaya kepemimpinan yang tidak konvensional dan cenderung memicu perubahan yang cukup besar dalam waktu singkat.

Hal ini biasanya menciptakan ketidakpastian di pasar keuangan global. Jika Trump unggul, Be-emers, kita mungkin akan melihat reaksi volatilitas di bursa saham, terutama pada indeks utama seperti S&P 500, Nasdaq, dan Dow Jones.

Pasar keuangan yang goyah bisa memicu investor untuk menarik investasi mereka dari sektor-sektor tertentu atau bahkan dari Amerika Serikat, menyebabkan pengalihan modal ke negara-negara dengan ekonomi yang lebih stabil.



2. Ketegangan Perdagangan dan Tarif Ekspor-Impor

Saat masa jabatan sebelumnya, Trump terkenal dengan pendekatannya terhadap "perang dagang," terutama dengan China. Jika ia terpilih kembali, bukan tidak mungkin kebijakan tarif impor dan ekspor yang tinggi akan kembali diterapkan.

Untuk negara-negara yang menjalin hubungan perdagangan erat dengan AS, termasuk Indonesia, kebijakan seperti ini bisa berarti kenaikan biaya ekspor dan penurunan daya saing produk di pasar AS. 

Be-emers yang berkecimpung di sektor perdagangan mungkin perlu bersiap menghadapi tantangan baru jika hubungan AS-China kembali memanas, yang bisa berdampak pada rantai pasok global dan harga barang di berbagai sektor, mulai dari teknologi hingga makanan.



3. Pengaruh Terhadap Nilai Tukar Mata Uang

Jika Trump kembali berkuasa, kemungkinan besar kita akan melihat dolar AS menguat, terutama jika ia melanjutkan kebijakan pro-industri dan pro-pertumbuhan ekonomi domestik.

Baca Juga: Investor Wajib Tahu, Dampak Menangnya Donald Trump pada Pasar Modal Global

Namun, penguatan dolar bisa memiliki dua sisi, Be-emers. Bagi negara-negara berkembang, dolar yang kuat bisa berarti beban lebih besar untuk membayar utang luar negeri.

Di sisi lain, negara-negara dengan mata uang yang lemah bisa mengalami peningkatan ekspor karena produk mereka lebih murah di pasar internasional.


4. Perubahan Kebijakan Energi dan Dampak pada Harga Minyak

Trump dikenal sebagai pendukung industri energi tradisional, terutama minyak dan gas. Ini berarti, jika terpilih lagi, mungkin kita akan melihat kebijakan pro-minyak yang lebih kuat.

Hal ini bisa mendorong peningkatan produksi minyak AS dan penurunan harga minyak global. Namun, bagi negara-negara yang ekonominya bergantung pada ekspor minyak, seperti Timur Tengah, kebijakan ini bisa menimbulkan efek negatif. 

Harga minyak yang rendah mungkin menguntungkan konsumen, tetapi Be-emers yang berada di industri energi atau berinvestasi di sektor ini harus waspada, karena perubahan kebijakan bisa memengaruhi harga saham dan prospek ekonomi energi.


5. Investasi di Sektor Teknologi

Trump pernah menargetkan perusahaan teknologi besar seperti Huawei dan TikTok. Jika ia kembali terpilih, kebijakan yang ketat terhadap perusahaan teknologi asal China bisa berlanjut.

Di sisi lain, investasi di sektor teknologi AS, khususnya perusahaan dalam negeri, mungkin mendapat keuntungan. Ini bisa membuka peluang baru bagi Be-emers yang tertarik berinvestasi di sektor teknologi AS, namun juga bisa memperdalam persaingan teknologi antara AS dan China.



6. Dampak Terhadap Perdagangan Internasional

Kemenangan Trump juga berpotensi merubah lanskap perdagangan internasional secara keseluruhan. Pendekatan "America First" yang pernah menjadi slogannya bisa berlanjut, di mana AS akan lebih fokus pada kepentingan domestik dibandingkan kerja sama multilateral.

Ini dapat menggeser posisi Amerika Serikat dalam organisasi internasional, seperti WTO, dan mempengaruhi hubungan dagang AS dengan negara-negara lain.