Tertarik Jadi Pelaku Social Enterprise? Kenali Tipe Hingga Keunggulannya Yuk!

Caring Illustration - Canva

Caring Illustration - Canva

Like

Selama ini, dalam menentukan tujuan untuk berbisnis, apalagi kalau bukan mendapatkan keuntungan atau cuan? Namun, bagi sebagian orang, mendirikan usaha juga sekaligus menjadi bentuk kepedulian terhadap keadaan sosial dan lingkungannya.

Hal itu kemudian dikenal dengan istilah social enterprise atau usaha sosial. Bukan sekedar menjadi entrepreneur, orang yang menjalani bisnis ini berorientasi pada keuntungan dan dampak sosial.

Social enterprise merupakan sebuah usaha dengan strategi komersial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, sosial, serta lingkungan. Bentuk usaha ini sekaligus memaksimalkan peluang dari dampak lingkungan-sosial menjadi keuntungan, baik bagi sosial maupun perusahaan.

Secara substansi, kegiatan usaha sosial ini sudah eksis pada abad ke-19, dimana terdapat gerakan koperasi hingga pembangunan sekolah perawat di India. Nah, buat kamu yang tertarik untuk menjalani usaha sosial, kenali dulu yuk tipe dan keunggulannya.
 

Tipe Social Enterprise

Akan menangani banyak permasalahan dalam lingkup sosial, kamu pun perlu menentukan tipe usaha sosialmu nih, Be-ermers. Berdasarkan buku Berani Jadi Wirausaha Sosial?, yang diterbitkan DBS Foundation dan UKM Center UI, social enterprise memiliki 4 tipe, di antaranya:

1. Community-based Social Enterprise (CBSE)

Berangkat dari kebutuhan sekelompok orang dengan permasalahan dan kondisi yang sama, atau tinggal dalam satu lingkup, tipe usaha sosial berbasis komunitas ini menjadi salah satu tipe yang cukup umum.

Biasanya, konsumen tipe ini sekaligus menjadi penerima manfaatnya. Para anggota komunitas nantinya akan diajak bekerja sama dengan pelaku usaha sosial untuk menyelesaikan masalah secara bersama. Contoh konkrit dari tipe ini adalah koperasi.

2. Non-for-profit Social Enterprise (NFPSE)
Tipe ini benar-benar fokus pada pemberdayaan masyarakat. NFPSE umumnya diinisiasi oleh rasa peduli buat mengatasi masalah masyarakat dan berfokus pada dana sosial.

Makanya, tipe usaha sosial ini butuh pengelolaan yang lebih profesional hingga sumber daya manusia yang kompeten. Tipe NFPSE ini seperti yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa dan KitaBisa.

3. Hybrid Social Enterprise (HSE)
Usaha sosial dengan tipe ini biasanya punya target yang berkelanjutan. Tipe HSE komposisi dananya meliputi dana sosial dan semi komersial, bahkan komersial. Salah satu usaha sosial dengan tipe ini adalah Yayasan Cinta Anak Bangsa.

4. Profit-for-benefit Social Enterprise
Tipe usaha sosial yang satu menjangkau target organisasi yang lebih luas, meliputi pemberdayaan, pengembangan, hingga pertumbuhan bisnisnya. Hal ini dilakukan untuk membuat targetnya menjadi mandiri dan tidak ketergantungan dengan penyandang dana.

Baca juga: Boncos Saat Pandemi? Mereka Malah Memilih Jadi Sociopreneur
 

Keunggulan Social Enterprise

Usaha sosial, dikutip dari Bisnis, terbukti telah membantu permasalahan sosial dan kualitas hidup yang buruk. Soalnya, pelaku usaha ini punya misi sosial.

Selain itu, bentuk usaha ini punya orientasi yang berkelanjutan. Bukan tanpa sebab, usaha sosial tentunya akan berdampak secara langsung ke masyarakat maupun lingkungan.

Social enterprise juga membuat kita, sebagai pelaku usaha, enggak perlu lagi terlalu bergantung pada donor dana. Justru dengan usaha sosial, dikutip dari laman DBS Bank, kita bisa menjadi penghasil bahkan pengelola dana untuk membantu kesejahteraan lingkungan dan sosial.

Keunggulan lainnya dari bisnis ini, kamu bisa melakukan perubahan besar di lingkungan-sosial masyarakat. Selain profit dalam bentuk materi, kamu juga akan dapat profit berupa kepercayaan dari masyarakat.