AI, Sahabat atau Musuh Penulis?

Ketika AI Jadi Kreatif, Apa Kabar Profesi Penulis? (Sumber gambar: Freepik)

Ketika AI Jadi Kreatif, Apa Kabar Profesi Penulis? (Sumber gambar: Freepik)

Like

Kalian pasti sering dengar nih, soal Artificial Intelligence (AI) yang sekarang makin canggih, bahkan bisa nulis artikel. Banyak yang bilang, AI bakal jadi ancaman buat profesi penulis.

Tapi di sisi lain, ada juga yang merasa AI justru bisa jadi sahabat penulis. Jadi, mana yang benar? Yuk, kita bahas realitanya!


AI, Si Mesin Kreatif

AI seperti ChatGPT, Jasper, atau Bard kini mampu bikin tulisan mulai dari artikel, naskah iklan, sampai puisi. Hebatnya, AI ini cepat banget ngerjainnya. Kalau kamu butuh artikel 1000 kata, AI bisa selesaiin dalam hitungan menit.

Tapi, meski terlihat sempurna, hasil tulisan AI biasanya masih perlu revisi. Kadang-kadang datanya kurang akurat atau kurang "mengena" secara emosional.

Itu karena AI cuma mengolah data yang ada, bukan menciptakan sesuatu dari pengalaman atau perasaan seperti manusia.

Baca Juga: Industri Fotografi di Era Artificial Intelligence (AI), Mungkinkah Bakal Terganti?



Kelebihan AI untuk Penulis

Sebagai penulis, kamu nggak harus lihat AI sebagai musuh, Be-emers. Ada banyak cara untuk menjadikan AI sebagai alat bantu, misalnya:

  1. Riset Cepat: AI bisa ngebantu cari info yang kamu butuhin tanpa harus browsing lama-lama.
  2. Ide Konten: Lagi buntu ide? AI bisa bantu kasih inspirasi.
  3. Penyempurnaan Tulisan: AI bisa ngoreksi grammar, ejaan, atau bahkan kasih masukan buat gaya bahasa.


Kekurangan AI yang Nggak Bisa Gantikan Penulis

Meski canggih, AI tetap punya keterbatasan.
  1. Kreativitas dan Emosi: Tulisan AI kadang terasa "datar" karena nggak bisa menulis dari pengalaman pribadi atau menyentuh emosi pembaca.
  2. Keunikan Gaya: Penulis punya ciri khas yang sulit ditiru oleh AI.
  3. Etika dan Perspektif: AI nggak punya sudut pandang moral atau etika yang kompleks seperti manusia.