Industri Fotografi di Era Artificial Intelligence (AI), Mungkinkah Bakal Terganti?

Hadirnya teknologi Artificial Intellegence (AI) buat fotografer punya nilai tambah lain. (Sumber Gambar Thomas Ulrich dari Pixabay.com)

Hadirnya teknologi Artificial Intellegence (AI) buat fotografer punya nilai tambah lain. (Sumber Gambar Thomas Ulrich dari Pixabay.com)

Like

Kegiatan memotret jadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Mereka yang sudah mengantongi smartphone tentu dapat melakukan kegiatan ini kapanpun dan dimanapun.

Sekarang seseorang dapat memotret ribuan fenomena dan seketika tersimpan di galerinya. Kemudian suatu teknologi super canggih yang membawa revolusi pada setiap lini kehidupan manusia, tak terkecuali fotografi.

Teknologi ini adalah artificial intelligence (AI), yang diprogram untuk dapat belajar secara mandiri. Lebih canggihnya lagi dapat memberikan bentuk visual terhadap prompt yang manusia masukan.

Baca Juga: Pengalaman Seru Mengajar Fotografi untuk Siswa SMK

Dalam sebuah wawancara, seorang pengusaha dan ahli teknologi asal China, Kai-Fu Lee memaparkan setidaknya dalam beberapa tahun kedepan memungkinkan teknologi dapat menggantikan sekitar 40% pekerjaan yang sudah ada sekarang.


Hampir semua bidang pekerjaan akan terpapar dampak luar biasa signifikan ini. Bagaimana fotografer tetap dapat bertahan di industri ini?



Cara Kerja AI dan Fotografi Tidak Sama

Fotografi berasal dari bahasa Yunani, phos berarti cahaya dan graphien yang berarti melukis. Secara lebih luas, fotografi adalah proses melukis dengan menggunakan cahaya.

Disiplin ini semakin berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Mulai dari kamera lubang jarum (kamera obscura) hingga jenis kamera DSLR dan mirrorless yang kita ketahui sekarang.

Baca Juga: Belajar Teknik Fotografi Untuk Mengemat Cost!

Setidaknya, ada tiga elemen penting dalam fotografi yang tidak berubah hingga saat ini. Tiga elemen tersebut adalah cahaya, kamar gelap, dan medium.

Secanggih apapun kamera yang ada saat ini pasti memiliki ketiga elemen tersebut. Cara kerja ini yang kemudian bertolak belakang dengan AI.

Hanya dengan memasukan prompt dan beberapa instruksi tambahan gambar bisa tercipta dalam selang waktu beberapa detik saja. Hasil fotonya bahkan dapat disesuaikan dengan kebutuhan. 



Fotografi dan Fungsinya

Dengan kebutuhan industri yang terus mengikuti perkembangan zaman, tentu kita tidak dapat memberikan penilaian negatif secara langsung terhadap cara kerja AI.

Tidak sedikit juga mereka yang menggunakan AI untuk membantu menciptakan foto yang menggambarkan suatu kejadian yang amat sulit digambarkan ulang.

Fotografi memiliki beberapa fungsinya, salah satu diantaranya adalah fotografi jurnalistik, fotografi fashion, fotografi landscape, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: 8 Tahun Eksis, Apa Alasan Nikon Indonesia Pamit?

Bidang-bidang keilmuan ini kemudian memiliki panduan etika dan estetikanya masing-masing. Misalnya dalam fotografi jurnalistik, penggunaan AI dalam memproduksi foto hasil peliputan berita tentu bisa jadi menyesatkan.

Foto dalam disiplin ilmu ini digunakan sebagai alat untuk memperjelas teks dan memberikan sedikit gambaran fenomena yang terjadi di lapangan.

Tentu penggunaan foto AI dalam kasus jenis ini bisa jadi dikatakan menyalahi etika profesi seorang jurnalis. Apalagi teknologi ini digunakan untuk memberitakan kebohongan kepada publik. 

Baca Juga: Berencana Menyewakan Kamera? Eits, Simak Dulu Tips Ini

Akan tetapi lain halnya dengan fotografi fashion, AI dapat membantu untuk menghasilkan foto dengan estetika yang dikehendaki oleh klien.

Fotografer dapat melakukan beberapa penyesuaian dan eksplorasi dengan bantuan AI. Yang jadi poin pentingnya, perlu adakesepakatan antara kedua belah pihak.



Seorang Fotografer Seharusnya Memiliki Nilai Tambah

Menjalani profesi sebagai fotografer ternyata tidak hanya dituntut untuk menghasilkan foto yang bagus. Akan tetapi, kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, kepekaan, hingga propaganda akan hasil karyanya.

Perlu diingat bahwa karya foto yang baik bukan hanya baik secara estetika tetapi juga etika. Sisi ini yang memberikan perubahan kontras antara seorang fotografer yang sudah menjalani karier profesional dengan teknologi AI.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!

Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung