Likes
Bedanya Quiet Quitting dan Work-Life Balance
Jadi, sekarang kita udah tahu nih apa itu quiet quitting dan work-life balance. Tapi, apa sih bedanya?Sederhananya, work-life balance itu adalah tentang menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi supaya kita nggak kelelahan dan bisa tetap sehat baik fisik maupun mental.
Dengan kata lain, work-life balance itu mendorong kita untuk menetapkan batasan yang sehat antara kerja dan waktu untuk diri sendiri.
Sementara itu, quiet quitting lebih ke soal mengurangi usaha ekstra di tempat kerja karena kamu merasa tidak dihargai, tidak termotivasi, atau sudah kehabisan energi untuk memberi lebih.
Jadi, meskipun keduanya sama-sama melibatkan pengaturan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, tujuannya beda.
Work-life balance itu berfokus pada menjaga keseimbangan dan kesehatan secara keseluruhan, sedangkan quiet quitting itu lebih ke tentang berkurangnya motivasi atau usaha karena merasa tidak dihargai atau burnout.
Mengapa Quiet Quitting Bisa Terjadi?
Sebenarnya, ada banyak alasan kenapa seseorang bisa terjebak dalam quiet quitting. Yang pertama, karena mereka merasa tidak dihargai atau tidak ada apresiasi atas usaha yang sudah mereka lakukan.Kalau kamu udah kerja keras, lembur, ngorbanin waktu untuk pekerjaan, tapi atasanmu atau perusahaan tidak memberikan penghargaan atau kompensasi yang setimpal, lama-lama kamu bakal merasa nggak termotivasi lagi.
Kedua, bisa juga karena beban kerja yang terlalu berat. Karyawan yang merasa pekerjaan mereka nggak pernah ada habisnya atau terlalu banyak tugas yang harus diselesaikan dalam waktu yang terbatas bisa merasa lelah dan akhirnya memilih untuk berhenti memberikan lebih.
Mereka merasa sudah melakukan apa yang diminta, jadi mereka akan berhenti berusaha lebih dari itu.
Baca Juga: Melakukan Quiet Quitting di Tempat Kerja, Begini Dampaknya!
Ketiga, ketidakjelasan karir juga bisa jadi salah satu alasan. Kalau karyawan merasa gak ada peluang untuk berkembang atau naik jabatan, mereka akan merasa pekerjaan mereka cuma rutinitas tanpa ada tujuan.
Akibatnya, mereka akan memilih untuk mengurangi usaha mereka di kantor.
Mengapa Work-Life Balance Itu Penting?
Nah, kalau work-life balance, tujuannya bukan untuk mengurangi usaha dalam pekerjaan, tapi untuk memastikan kamu punya cukup waktu dan energi untuk menjalani hidup di luar pekerjaan.Karena, kita semua tahu kalau kerja terus-terusan tanpa ada waktu untuk diri sendiri bisa bikin kita cepat burnout. Makanya, menjaga keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi itu penting banget.
Dengan punya work-life balance, kamu nggak hanya lebih bahagia, tapi juga lebih produktif di tempat kerja.
Keseimbangan ini bisa membantu kamu untuk tetap semangat, kreatif, dan fokus, karena kamu punya waktu untuk recharge dan menikmati hal-hal yang kamu suka.
Selain itu, work-life balance juga membantu menjaga kesehatan mental dan fisik, karena kalau kamu terlalu fokus ke pekerjaan terus, kamu bisa jadi stres, cemas, dan bahkan depresi.
Jadi, Mana yang Lebih Baik? Quiet Quitting atau Work-Life Balance?
Sebenarnya, nggak ada yang salah dengan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.Tapi, quiet quitting itu bukanlah solusi yang sehat. Kalau kamu merasa gak dihargai atau burnout, jauh lebih baik untuk berbicara dengan atasan atau mencari cara untuk memperbaiki kondisi kerja kamu, daripada hanya berhenti memberikan usaha lebih.
Sementara itu, work-life balance itu adalah cara yang lebih positif dan produktif untuk menjaga kesehatan mental dan fisik.
Dengan punya work-life balance, kamu nggak cuma merasa lebih bahagia dan termotivasi, tapi juga bisa menjaga semangat dan produktivitas kamu dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Jadi, quiet quitting dan work-life balance memang berhubungan dengan pekerjaan dan kehidupan pribadi, tapi tujuannya sangat berbeda.Quiet quitting lebih kepada mengurangi usaha dan hanya melakukan apa yang diminta tanpa menambah lebih.
Sedangkan work-life balance adalah tentang menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi agar kamu tetap sehat, bahagia, dan produktif.
Kalau kamu merasa terjebak dalam quiet quitting, cobalah untuk berbicara dengan atasan atau mencari cara untuk mengubah cara kerjamu agar lebih sehat.
Sementara itu, kalau kamu belum menemukan keseimbangan antara kerja dan hidup, pastikan kamu memberi waktu untuk diri sendiri dan orang-orang terdekat agar tetap terjaga kesehatan mental dan fisiknya. #Mon-FridayDesember
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
Gabung juga yuk di komunitas Whatsapp Group kami! Klik di sini untuk bergabung
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.