Fenomena Rojali: Dampak dan Cara Menghadapinya Buat Pebisnis

Keliatannya Ramai, Tapi Nggak Ada yang Beli? (Sumber gambar: Freepik)

Keliatannya Ramai, Tapi Nggak Ada yang Beli? (Sumber gambar: Freepik)


Halo, Be-emers! Pernah enggak sih kamu nongkrong bareng temen-temen ke mall, keliling lantai atas sampai bawah, tapi ujung-ujungnya cuma beli minum di minimarket?

Yup, selamat! Kamu baru aja ikut jadi bagian dari fenomena “Rojali”, alias rombongan jarang beli. Perilaku semacam ini kian marak, terutama di pusat belanja di wilayah perkotaan.

Suasana mall yang kelihatannya ramai ternyata belum tentu menandakan banyak terjadinya transaksi. Banyak pelaku usaha mengeluh karena dagangannya laris di mata, tapi tidak di tangan.
 

Mengapa Disebut Rojali?

Buat generasi muda, pergi ke mall bukan sekadar belanja. Ini soal healing, nongkrong, cari konten, atau sekadar nyari AC gratis pas cuaca panas-panasnya. Enggak salah juga sih, semua orang butuh hiburan.

Tapi, kalau kamu perhatiin, makin ke sini makin banyak “rombongan” yang datang cuma buat keliling, selfie di depan toko estetik, duduk di food court tanpa order, terus pulang. Nah, kebiasaan inilah yang dikenal sebagai Rojali.

Baca Juga: Lagi Viral Rojali-Rombongan Jarang Beli yang Bikin Rugi Bisnis Kedai Kopi



Dampak Rojali Buat Pebisnis

Buat pengunjung, Rojali mungkin bikin dompet aman. Tapi buat pelaku usaha? Wah, ini bisa jadi mimpi buruk.

Biaya sewa toko mahal, tenaga kerja harus digaji, stok barang harus muter. Tapi kalau pengunjung cuma lewat tanpa transaksi, tentu saja penghasilan jadi tersendat.

Bahkan ada beberapa tenant kecil yang akhirnya gulung tikar karena nggak kuat menanggung biaya operasional yang nggak sebanding dengan omzet harian.
 

Bagaimana Cara Menghadapi Fenomena Rojali Buat Pebisnis?

Tapi jangan buru-buru menyalahkan konsumen juga, ya. Perubahan gaya hidup ini justru bisa jadi sinyal buat pelaku bisnis untuk beradaptasi.

Misalnya, toko bisa lebih mengedepankan pengalaman belanja yang interaktif  bukan sekadar jualan produk. Kolaborasi dengan kreator konten lokal, diskon untuk pengunjung aktif media sosial, sampai event mini di dalam toko bisa jadi daya tarik baru.