Melakukan Quiet Quitting di Tempat Kerja, Begini Dampaknya!

Dampak melakukan quiet quitting di tempat kerja (Gambar: Freepik)

Dampak melakukan quiet quitting di tempat kerja (Gambar: Freepik)

Like

Saat ini, Be-emers pasti telah mendengar istilah quiet quitting di dunia kerja. Ini adalah istilah yang muncul untuk menggambarkan fenomena di mana seseorang hanya bekerja sesuai dengan deskripsi pekerjaannya tanpa melakukan hal-hal lainnya di luar jobdesk pekerjaan.

Itu artinya, mereka tetap memenuhi tanggung jawab dasar pekerjaan, tetapi tidak akan mengambil inisiatif tambahan, tidak bekerja lembur tanpa bayaran, atau melibatkan diri secara emosional melebihi yang diperlukan.
 

Quiet Quitting Dekat dengan Work Life Balance?

Konsep ini sering dikaitkan dengan upaya menjaga keseimbangan hidup dan kerja (work-life balance) serta menghindari burnout saat bekerja. 

Sebenarnya melakukan quiet quitting bukan berarti akan benar-benar berhenti bekerja, tetapi lebih kepada berhenti dari budaya kerja yang menuntut lebih tanpa penghargaan yang setimpal.

Jika Be-emers ingin melakukan quiet quitting di tempat kerja, hal itu bisa berdampak pada kinerja dan produktivitas kerja, tergantung dari perspektif yang digunakan dan konteks pekerjaan tersebut.

Baca Juga: Quiet Quitting Dampak dan Risiko Menerapkannya di Dunia Kerja



Dampak Menerapkan Quiet Quitting di Tempat Kerja

Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin muncul jika melakukannya:

Dampak Positif Menerapkan Quiet Quitting

Melakukan quiet quitting di tempat kerja bisa memberikan beberapa dampak positif, antara lain:
  • Keseimbangan Hidup yang Lebih Baik, Dengan bekerja sesuai jobdesk dan tanggung jawab yang diberikan, seseorang dapat menjaga energi, fokus, dan kesehatan mental dengan lebih baik. Hal ini bisa berdampak positif pada produktivitas jangka panjang.
  • Mengurangi Burnout, Menghindari pekerjaan tambahan tanpa kompensasi dapat membantu seseorang bekerja lebih konsisten tanpa kelelahan ekstrem. Dengan demikian burnout atau kondisi stres berkepanjangan karena pekerjaan pun bisa diminimalisir atau dihindari.
  • Fokus pada Tugas Inti, Dengan hanya melakukan pekerjaan yang diwajibkan, seseorang dapat lebih fokus dan efektif dalam menyelesaikan tugas-tugas utama, tanpa terganggu oleh tanggung jawab tambahan yang tidak relevan dengan pekerjaan utama.