Quiet Quitting vs. Work-Life Balance: Apa Bedanya? (freepik.com/@KamranAydinov)
Likes
Pernah denger tentang quiet quitting? Atau mungkin kamu lebih sering denger tentang work-life balance Kedua istilah ini sering banget dibahas di dunia kerja belakangan ini.
Tapi, pernah nggak sih kamu berpikir kalau keduanya tuh mirip banget? Tapi ternyata, quiet quitting dan work-life balance itu dua hal yang sangat berbeda, lho.
Meskipun keduanya berkaitan dengan bagaimana kita mengelola waktu dan energi kita di tempat kerja.Tapi sebenarnya, mereka punya makna dan dampak yang jauh berbeda.
Jadi, kalau kamu penasaran, yuk kita bahas lebih lanjut perbedaan antara quiet quitting dan work-life balance. Supaya kamu nggak bingung lagi deh, bedanya apa dan gimana cara menyikapinya.
Apa Itu Quiet Quitting?
Jadi, quiet quitting itu sebenernya bukan berarti kamu berhenti dari pekerjaanmu. Bukan juga berarti kamu enggak mau kerja sama sekali.Tapi, quiet quitting itu adalah fenomena di mana seseorang cuma melakukan tugas yang ada dalam deskripsi pekerjaan mereka aja.Tanpa ngelakuin lebih, tanpa effort ekstra, tanpa ikut serta dalam kegiatan tambahan yang nggak ada dalam job description.
Pokoknya, yang diminta ya dikerjain, yang nggak diminta, ya nggak akan dikerjain. Fenomena ini biasanya muncul ketika seorang karyawan merasa gak dihargai, merasa capek, atau merasa gak ada lagi motivasi untuk bekerja lebih keras.
Contoh sederhananya: Kalau dulu kamu sering lembur, ngeluarin ide kreatif, atau bantuin rekan kerja lebih dari yang diminta, dengan quiet quitting ini, kamu bakal cuma datang tepat waktu, ngerjain tugas sesuai dengan yang diminta, dan pulang tepat waktu.
Baca Juga: Fenomena Quiet Quitting, Bagaimana Dampak Positif dan Negatifnya?
Gimana? Ternyata bukan sekedar berhenti, kan? Quiet quitting itu lebih ke "berhenti memberikan lebih" dalam pekerjaan yang selama ini kita lakukan.
Apa Itu Work-Life Balance?
Nah, sekarang kita bahas tentang work-life balance. Jadi, work-life balance itu adalah konsep di mana kita berusaha untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.Maksudnya gini, kita nggak cuma ngabisin waktu dan tenaga kita untuk kerja terus, tapi kita juga punya waktu untuk keluarga, teman-teman, hobi, dan tentu saja, diri sendiri.
Sebenernya, work-life balance itu lebih tentang bagaimana kita mengelola waktu dan energi kita supaya kita bisa menikmati kedua dunia—pekerjaan dan kehidupan pribadi—tanpa harus mengorbankan satu sama lain.
Misalnya, kamu bekerja 8 jam sehari, dan setelah itu, kamu punya waktu untuk istirahat, berolahraga, nonton film, hangout sama teman, atau sekedar tidur yang cukup.
Dengan punya work-life balance, kamu bisa tetap produktif di kantor tanpa harus merasa burnout, sekaligus bisa menikmati waktu pribadi yang menyenangkan.
Tujuan dari work-life balance adalah supaya kita nggak kelelahan atau tertekan oleh pekerjaan yang menumpuk, dan sebaliknya, kita bisa menikmati waktu dengan orang-orang terdekat kita.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.