Quiet Quitting, Dampak dan Solusinya Bagi Karyawan dan Tempat Kerja

Quiet quitting akan berdampak bagi pelaku dan tempat kerjanya. Sumber gambar: Adobe Express

Quiet quitting akan berdampak bagi pelaku dan tempat kerjanya. Sumber gambar: Adobe Express

Like

Be-emers adanya istilah dan “gebrakan” baru yaitu quiet quitting membawa berbagai dampak baik bagi pelaku maupun tempat kerjanya. Yang ini, juga bisa membawa solusi, baik bagi pelaku atau tempat kerjanya.
 
Quiet quitting sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang bekerja namun orang tersebut bekerja secukupnya saja, sesuai dengan deskripsi kerja.

Karyawan tersebut tidak berambisi mengejar karir, gaji juga secukupnya saja atau tidak tertarik mengejar bonus, tidak mau dibebani pekerjaan lagi setelah jam kerja selesai, dan berhenti mengambil inisiatif.
 
Alasan orang melakukan quiet quitting adalah karena orang-orang tersebut merasa harus menjaga keseimbangan antara kerja dan kehidupan atau work-life balance, merasa tidak mau dieksploitasi di tempat kerja, atau pun merasa meskipun mereka bekerja keras tidak akan ada apresiasi atas kerja keras tersebut. 

Dampak Quiet Quitting bagi Karyawan

Berikut adalah dampak yang mungkin kamu dapatkan jika menerapkan Quiet Quitting dalam bekerja:

Dampak Bagi Karyawan yang Menerapkan Quiet Quitting

Berikut adalah dampak bagi karyawan yang menerapkan quiet quitting: 

Menjadi karyawan rata-rata atau bahkan karyawan dengan nilai negatif

Mungkin memang tidak ada lisan dari pihak tempat kerja yang menyatakan bahwa, “Kamu kok kerja gitu-gitu saja”.

Tetapi tetap, akan dapat dilihat bahwa karyawan yang melakukan quiet quitting itu dinilai sebagai karyawan yang biasa-biasa saja, bahkan mungkin dipandang negatif.
 

Terkena PHK Terlebih Dahulu

Jika tempat kerja harus memutuskan adanya Putus Hubungan Kerja (PHK), bahkan PHK massal, maka tempat kerja akan mempertahankan orang-orang yang cemerlang dan bisa diajak kerja keras bersama tempat kerja tersebut.

Sehingga, orang-orang biasa, atau orang rata-rata yang tidak begitu cemerlang, akan menjadi korban PHK terlebih dahulu.
 

Solusi Agar Lepas dari Queit Quitting bagi Karyawan

Begini cara agar kamu lepas dari Quiet Quitting di tempat kerja

Bekerja lebih baik untuk nilai diri yang lebih baik

Kita semua sepakat, bahwa menjadi karyawan yang terlalu mencolok, bahkan cari muka itu tidak baik.


Namun, bekerja dengan malas-malasan tanpa mempertimbangkan kebaikan bagi diri-sendiri, atau tidak peduli dengan personal branding diri-sendiri juga kurang baik.

Oleh karena itu sebaiknya bekerja lebih ke arah menghargai diri sendiri.
 

Mencoba berkomunikasi

Jika memang ada ketimpangan gaji, jam kerja, atau eksploitasi karyawan, coba lakukan komunikasi dengan tempat kerja disertai bukti-buktinya.

Sebagai contoh, jika bekerja sudah melebihi jam kerja namun belum dibayar lembur sesuai standar, maka bisa maju untuk berkomunikasi dengan membawa undang-undang atau bukti pendukung lain.
 

Bekerja di bidang yang disukai

Be-emers, tidak bisa dipungkiri bahwa bekerja tidak sesuai bidang bisa membuat malas pun bekerja dengan gaji rendah bisa membuat malas.

Oleh karena itu, bisa dipertimbangkan untuk bekerja di bidang yang disukai, namun juga bermanfaat untuk orang lain, bisa dapat uang dari pekerjaan tersebut, dan yang paling penting adalah bisa bekerja sesuai minat dan bakat.

Contoh pekerjaan ini adalah ahli masak atau chef yang terkenal, yang dia bisa bisa bekerja di bidang yang disukai, bermanfaat, dapat uang, dan sesuai minat dan bakat. Tetapi untuk mencapai hal ini pun perlu kerja keras.