kerja hybrid_freepik.com
Kerja hybrid yang popular disebut sebagai “work from home “atau kerja secara online menjadi salah satu pilihan kerja pada saat covid 2019. Hampir semua orang terpaksa bekerja secara online kecuali mereka yang bekerja di rumah sakit atau berhadapan dengan kustomer.
Setelah selesai Covid dan kondisi kembali normal, banyak pekerja yang kembali bekerja ke kantor (63%) . Sedangkan yang bekerja secara hybrid tinggal sedikit sekitar 27%.
Dari berbagai survei dan laporan yang mengatakan bahwa bekerja hybrid itu masih dilanjutkan dan merupakan suatu lingkungan kerja di tahun 2025, bekerja tanpa harus memikirkan waktu tentang betapa macetnya perjalanan dari rumah ke kantor. Lebih baik waktu macet itu, masih bisa digunakan bekerja melihat agenda dengan pakaian rumah (piyama), bahkan masih bisa scrolling media sosial.
Sementara yang harus datang pagi-pagi berjibaku dengan kemacetan, harus cari parkir yang sulit jika terlambat. Apakah benar Hybrid work environment sepertinya solusi untuk bekerja sesempurna .
Evolusi dunia kerja
Normalnya kerja di kantor mulai dari jam 9 hingga selesai jam 17.00 . Setiap karyawan harus datang untuk kerja dengan tatap muka, tanpa harus menggunakan zoom atau google meet. Tapi ketika terjadi covid 19, semua berubah menjadi zoomer. Setelah menjadi norma baru, mulailah karyawan dibagi menjadi tiga bagian, ada yang bekerja di kantor, ada yang hybrid, tetapi ada juga kombinasi keduanya.
Kelebihan Hybrid Work Envirornment
1.Flexibilitas: Karyawan dapat menyesuaikan jam kerja sesuai dengan kebutuhan dan mudah tercapai work life balance . Waktu untuk bekerja bisa dibagi antara pekerjaan dan keluarga.
2. Efisien waktu: Ngga ada waktu yang terbuang untuk naik transportasi dari rumah ke kantor, makan juga bisa di rumah dan tak perlu repot cari makanan di luar kantor.
3.Produktivitas yang tinggi: Jika memiliki tempat kerja yang tidak mudah diganggu oleh istri atau anak, maka dalam waktu yang sudah dipastikan, pekerjaan lebih cepat diselesaikan.
Kelemahan Hybrid Work Environment
.1Pengawasan : Distraksi membuat karyawan lupa tentang pekerjaannya. Apalagi ketika melihat hiburan Netflix. AKhirnya tanpa pengawasan dari supervisor tentang apa yang dikerjakan, membuat sulitnya pekerjaan yang sudah dan belum selesai.
2.Kecemburuan: Jika ada beberapa departemen yang berbeda cara kerjanya, misalnya untuk teknologi diizinkan bekerja hybrid sementara untuk HRD harus kerja di kantor, hal ini akan menimbulkan kecemburuan antar karyawan.
3.Kolaborasi: Tanpa komunikasi yang jelas dan tanpa tatap muka, kadang-kadang instruksi yang diberikan tidak dapat tersampaikan dengan baik. Apalagi jika pekerjaan merupakan kerja sama antar tim, diperlukan kolaborasi yang soldi untuk tetap tatap muka.
Jenis pekerjaan yang cocok untuk Hybrid
Umumnya pekerjaan yang cocok untuk kerja hybrid adalah berbasis output atau pengembangan software, desain grafis, analisis data. Pekerjaan yang tidak memerlukan peralatan khusus atau intensif tatap muka.
Kesimpulan
Evaluasi dulu jenis pekerjaan Anda, apakah sesuai dengan kerja hybrid atau tidak. Jika sesuai, antisipasi tentang kelemahannya.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.