Dari Shin Tae Yong, Pentingnya Ilmu Kepemimpinan dan Adaptasi

Mempelajari Kepemimpinan dari Shin Tae Yong (Foto Bisniscom)

Mempelajari Kepemimpinan dari Shin Tae Yong (Foto Bisniscom)

Like

Be-emers, pemecatan Shin Tae Yong (STY) sebagai pelatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia oleh Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) memang menimbulkan pro dan kontra.

Dari jasa Shin Tae Yong kita akan belajar tentang kepemimpinan dan kemampuan adaptasi. 
 

Pentingnya Ilmu Kepemimpinan 

Sebenarnya, kita semua adalah seorang pemimpin, minimal memimpin diri-sendiri. Ada beberapa ilmu kepemimpinan yang dapat kita pelajari dari sini, antara lain
 

1. Mengambil keputusan yang paling benar dari semua yang benar

Salah satu hal yang sulit bagi seorang pemimpin adalah harus mampu mengambil keputusan yang paling benar dari semua yang benar.

Keputusan ini biasanya tidak mudah dan tidak bisa langsung dilihat secara "kasat mata" oleh orang-orang biasa, kecuali seorang pemimpin yang sudah memiliki kemampuan menganalisis keadaan dan memiliki jam terbang yang tinggi.
 

2. Mengambil keputusan yang paling rendah risikonya dari semua yang berisiko

Sama dengan poin satu, seorang pemimpin juga harus mampu mengambil keputusan yang paling memiliki risiko yang paling kecil dari semua risiko yang muncul.

Ini juga butuh ilmu, jadi harus terus belajar, dan butuh pengalaman atau jam terbang.
 
 

3. Melihat dari luar kotak

Kemampuan lain yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah mampu melihat semua situasi dan kondisi dari luar kotak (out of the box).

Dengan kata lain juga, pemimpin harus mampu melihat dari semua sisi, ibarat sisi kanan, kiri, depan, belakang, atas dan bawah.
 
 

4. Keluar dari zona nyaman

Selama lima tahun ini timnas Indonesia khususnya, dan orang Indonesia umumnya, mungkin sudah tahu, sudah kenal, sudah familiar, dan mungkin sudah ada yang mengidolakan STY sebagai pelatih Timnas Indonesia, sehingga seolah-olah semua orang sudah merasa berada di zona nyaman.


Meski demikian, kita harus keluar dari zona nyaman. Ini karena zona nyaman itu berbahaya, bisa membuat orang terbuai, berleha-leha, tidak waspada.

Zona nyaman ini berlaku baik bagi pak STY sendiri, orang Indonesia, dan Erick Thohir.

Baca Juga: PSSI Pecat Shin Tae Yong, Timnas Punya Peluang?
 
 

5. Berani mengambil risiko baru, tetapi terukur

Mengambil keputusan selalu membawa dua risik. Pun dalam hal pemecatan STY dan menggantinya dengan Patrick Kluivert atau Louis Van Gaal bisa membuat Timnas Indonesia menjadi lebih baik.

Misalnya lolos maju mengikuti piala dunia, atau bahkan lebih buruk. Namun ini semua adalah risiko yang harus diambil.

Meski demikian pemimpin yang baik harus terus belajar dan memiliki kemampuan mengukur batas keuntungan dan resiko atas keputusan yang diambil.
 
 

6. Siap dihujat

Masih berkaitan dengan nomor lima, seorang pemimpin yang baru saja mengambil keputusan, jika keputusannya terbukti membawa hal lebih baik, pasti akan disanjung-sanjung.

Tetapi jika hasil keputusannya membawa dampak yang kurang memuaskan, maka dia akan dihujat. Pemimpin harus siap dengan hal itu.