Tahun baru, haruskah berganti pekerjaan baru? (Foto Pixabay.com)
Likes
Tahun baru 2025 sudah berjalan selama 10 hari. Pada tanggal 16 Januari nanti, anak ketiga saya akan masuk tiga tahun, Terus, kenapa, ya?
Bicara tentang tahun baru, selalu dikaitkan dengan sesuatu yang baru. Mungkin jika punya uang lebih, HP baru, motor baru, laptop baru, asal jangan pasangan yang baru. Yang ada saja sudah bagus, kok.
Salah satu pemikiran yang kerap muncul dan erat hubungannya dengan tahun baru adalah pekerjaan yang baru. Ya apa ya?
Dalam konsepsi pemikiran masyarakat kita sekarang, pekerjaan adalah suatu usaha yang menghasilkan uang.
Makanya, ada yang bekerja menjadi PNS, pegawai swasta, pengusaha, tukang becak, bahkan yang negatif seperti pencuri dan perampok bisa dianggap sebagai pekerjaan, tentunya bagi orang yang bermental kotor.
Setiap pekerjaan tentunya menghasilkan uang yang berbeda. Ada yang besar uangnya, sedang, ada pula yang kecil, yang habis dalam sekali pakai.
Berbagai jenis pekerjaan tersedia di dunia ini. Ada yang dilakukan di luar rumah, ada juga yang cuma di dalam rumah. Cuma di dalam kamar, cuma pakai daster, tetapi sering ditransfer. Apalagi kalau bukan jualan online.
Baca Juga: Tips Mengelola Gaji UMR Supaya Hidup Lebih Nyaman
Bertahan di Pekerjaan Lama atau Cari Pekerjaan Baru
Kok jadinya malah seperti pacaran, ya? Tetap bertahan atau cari yang baru? Kalau masih bertahan dengan yang sekarang, tetapi cari juga yang baru saja, berarti tandanya? Nah, tahu sendiri 'kan? Saya teringat dengan sebuah kalimat yang diucapkan oleh motivator terkenal Indonesia, yaitu: Tung Desem Waringin. Beliau mengatakan bahwa pada dasarnya manusia itu selalu mencari kenikmatan dan menghindari penderitaan. Cukup tepat bukan?
Saya juga teringat waktu masih bergabung dengan sebuah MLM produk kesehatan asal China. Pernah mendengar audionya bahwa seseorang mungkin akan malas mendorong mobil tanpa ada alasan apa-apa. Namun, jika diberikan uang, maka dia akan senang hati mendorongnya.
Artinya, dalam kondisi normal, kita sebagai manusia selalu mengharapkan yang lebih baik, lebih besar, dan lebih menyenangkan.
Tidak mau yang menyusahkan, bikin pusing, apalagi malah tambah menderita. Kaitannya dengan pekerjaan, jika ditawarkan yang lebih banyak dengan gaji yang lebih besar, siapa juga yang tidak mau. Iya 'kan?
Namun, untuk urusan pekerjaan ini, lebih baik kita berpikir berkali-kali. Kalau masih pusing dengan berkali-kali tersebut, coba lihat tabel perkalian, siapa tahu kita lupa.
Mengapa harus berpikir berkali-kali? Jawabannya adalah mengapa kita mau berpindah pekerjaan?
Jika dikaitkan dengan mencari kenikmatan dan menghindari penderitaan, apakah pekerjaan yang sekarang itu sudah tidak layak lagi?
Misalnya dari segi penghasilan, apakah betul-betul sudah tidak dapat diharapkan? Apakah pekerjaan yang baru nantinya benar-benar menjanjikan dan penghasilannya lebih tinggi?
Penghasilan tinggi tersebut harus benar-benar tinggi, lho! Jangan dipahami pekerjaan sebelumnya bergaji 500 ribu rupiah, yang baru nantinya bergaji setengah juta. Itu sama saja.
Namun, pekerjaan yang lebih baik itu sebenarnya tidak hanya menyangkut gaji. Untuk memikirkannya, harus dengan gigi yang bersih. Jangan sampai berpikir menyangkut gaji, eh, ada makanan menyangkut di gigi.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.