Tahun Baru, Apakah Harus Ganti Pekerjaan Baru?

Like

Suasana Kerja yang Nyaman, Gimana sih?

Humor Srimulat zaman dulu, kalau suasana itu berada di sana, sedangkan kalau berada di sini itu namanya suasini. Nah, dalam sebuah pekerjaan, pastilah ada suasana yang bisa kita rasakan. Bukankah saat kita bekerja itu selalu ada orang lain di samping kita? 

Ada pekerjaan yang suasananya memang menyenangkan. Misalnya, teman-teman kerja sering bergurau, bercanda, tetapi tetap serius waktu bekerja. Ada juga yang serius waktu bercanda, tetapi bercanda waktu bekerja. 

Ada pekerjaan yang sangat menekankan disiplin waktunya. Ada pula yang bisa, yah, santai-santai sedikit, lah.

Bagaimana dengan pekerjaan kita sendiri? Seringnya jam karet atau bukan jam karet? Apakah jam karetnya itu serupa karet gelang artinya masih kecil keterlambatannya atau sudah jadi karet ban truk yang super terlambat? 

Memang, akan stres juga jika mendapati suasana kerja yang tidak menyenangkan. Kita sering mendapat sindiran saja, itu sudah tidak nyaman. Kita mau meraih prestasi, ada orang-orang yang siap mencemooh kita dari belakang.


KIta mau menonjol sendiri dengan prestasi, tidak enak sendiri karena rekan-rekan kita sering bermalas-malasan. Atau, mau berprestasi atau tidak, toh, gajinya sama saja. Eh, ini kerja di mana, ya? Pasti kamu tahu 'kan? 

Dalam sebuah pekerjaan, semestinya terdiri dari tim yang solid dan kuat. Namun, rasanya akan sangat sulit jika tim yang mau kita bina tidak mau belajar.

Baca Juga: Pengin Switch Karir di Tahun 2025, Ini Tips Suksesnya!

Semangat perubahannya tidak ada. Merasa begini saja sudah bagus, kok, untuk apa lebih baik lagi? Pekerjaan yang seharusnya untuk lima orang, terpaksa kita sendiri yang bekerja, karena kita yang punya kemampuan di situ dan yang lain tidak mau tahu. 

Salah satu tanda kita stres dengan pekerjaan itu adalah sering uring-uringan ketika sudah sampai di rumah.

Uring-uringan di sini bukan berarti pura-pura uring, seperti mobil-mobilan yang artinya mobil pura-pura. Kalau sudah uring-uringan, maka siapa yang kena korbannya?

Ya, kalau kita jadi suami, maka yang akan kena adalah istri, lalu anak-anak. Begitu pula jika kita jadi istri, maka lihat suami saja sudah enek rasanya. Sungguh kasihan bukan? Jangan dijawab "bukan", ya? 

Sangatlah tidak nyaman jika karena pekerjaan, membuat hubungan keluarga jadi rusak. Rumah yang harusnya jadi tempat yang menyenangkan, tempat untuk bercengkerama, malah jadinya saling mencengkeram.

Rumah yang semestinya jadi tempat canda tawa, menjadi tawa yang sudah tidak punya nyawa. Ini yang berbahaya. Stres akan makin menjadi-jadi. Jadinya, akan makin stres.