Capsule Wardrobe dan Fast Fashion Berkaitan Banget dengan 3 Hal Ini!

Kenalan dengan trend capsule wardrobe dan fast fashion (Foto Freepik.com)

Kenalan dengan trend capsule wardrobe dan fast fashion (Foto Freepik.com)

Like

Jika kita kembali ke masa-masa di sekolah dasar dahulu, maka akan ada tiga kebutuhan pokok manusia. Pertama adalah pangan, kedua sandang, ketiga papan.

Pangan tentu saja berkaitan dengan makanan. Namun, tidak cukup cuma makanan, karena tanpa minuman, tenggorokan akan terasa seret. 

Kedua adalah sandang. Ini ada kaitannya dengan pakaian. Baik itu pakaian yang melekat di badan, maupun yang disimpan, bisa di lemari pakaian, meskipun ada sebuah video lucu-lucuan, yang menyimpan pakaian di dalam lemari es. 

Ketiga adalah papan. Apakah papan catur? Oh, sama sekali bukan. Papan ini identik dengan rumah. Sebuah hunian yang dirasa nyaman untuk ditinggali, dijadikan tempat tidur, istirahat, maupun bercengkerama bersama keluarga. 

Nah, jika tiga hal tersebut sudah ada pada kita, maka kita harus sangat bersyukur kepada Allah. Betapa banyak saudara kita yang tidak bisa mendapatkan ketiganya.


Ada yang bisa makan, tetapi tidak punya pakaian. Ada yang punya pakaian, tidak punya tempat tinggal, tidak punya pula makanan.

Ada yang kerjanya makan di atas papan. Yah, seperti pemain catur itulah. Kuda lawan dimakan benteng, begitu pula benteng lawan dimakan pion. Memakan juga bukan? 

Tiga kebutuhan dasar tersebut kemudian berkembang menjadi dua hal lagi, yaitu: kesehatan dan pendidikan. Orang punya pakaian, makanan, dan rumah, tetapi tidak sehat, 'kan percuma juga, ya, 'kan Mas Bro?

Atau tidak sekolah sama sekali, karena keterbatasan biaya. Ini juga akan menjadi masalah di kemudian hari, entah itu hari Senin, Selasa, atau Rabu, entahlah. 

Baca Juga: Fast Fashion vs Capsule Wardrobe: Pilih Kuantitas atau Kualitas?
 

Berkaitan dengan Pakaian

Saya masih ingat video tentang Sales Magic yang dibawakan dengan sangat apik oleh motivator terkenal Indonesia, yaitu: Tung Desem Waringin.

Dan, dua hal ini berkaitan dengan tulisan ini juga. Dalam mengenakan pakaian, ada dua tipe orang. Pertama, yang ingin mencolok pakaiannya. Ini bukan berarti, pakaiannya memakai lidi-lidi dari sapu lidi sehingga mencolok matanya orang, bukan itu. 

Artinya, pakaian tersebut dipakai untuk menarik perhatian orang. Ini biasanya memakai warna-warna yang cerah atau ngejreng. Misalnya, merah. Dari ujung rambut sampai akar rambut, eh, maksudnya dari ujung rambut sampai ujung kaki, memakai merah semua. Ini tentu menimbulkan perhatian dari orang lain. Yang lain warna hitam, kamu merah sendiri. 

Bisa juga dengan model pakaian yang unik atau malah nyeleneh. Ini juga bisa membuat orang melirik. Asal jangan setelah itu, mencibir sambil membuang ludah, karena saking nyelenehnya

Tipe selanjutnya dalam mengenakan pakaian adalah yang nyaman. Mereka tidak peduli dengan warna yang mencolok, yang penting nyaman dipakai. Mau itu merek mahal maupun tidak, yang penting enak aja gitu dipakai di tubuh.

Apalagi jika banyak aktivitas di luar rumah, maka akan lebih banyak keluar keringat. Pakaian yang nyaman akan membuat tubuh tidak cepat gerah. Lho, bukankah gerah itu yang ada di leher, ya? 

Orang yang berorientasi pakaian mencolok maupun yang nyaman akan dibedakan dalam cara promosinya atau menjual sesuatu kepada mereka.

Misalnya, jika yang pakaiannya mencolok, maka bisa kita katakan, "Pak, barang ini akan membuat Bapak tampil beda, unik, menarik, dibandingkan orang lain."

Sedangkan untuk yang lebih nyaman, bisa dikatakan, "Pak, barang ini akan membuat hidup Bapak lebih nyaman, enak saat berkumpul bersama keluarga, dan bisa membuat betah."

Kira-kira begitulah. Asal jangan kira-kira dalam perahu. Bukannya itu peribahasa, ya?