Mahalnya Biaya Kesehatan, Tips untuk Menyiasatinya!

Pentingnya mengatasi biaya kesehatan yang mahal (Foto Freepik.com)

Pentingnya mengatasi biaya kesehatan yang mahal (Foto Freepik.com)


Sehat itu mahal, slogan yang sering kita dengar itu ternyata benar adanya.  Tiap tahun biaya dan inflasi kesehatan terus meningkat.

Bayangkan, inflasi kesehatan lebih besar dari inflasi umum. Untuk inflasi kesehatan tahun 2020 sebesar 2,75%  sedangkan inflasi umum hanya 1,68%.  

Peningkatan inflasi terjadi baik saat covid maupun setelah virus covid-19 berlalu hingga sekarang.

Wah saya ingat ketika berobat sakit ibu jari saja, dari satu dokter akupuntur bisa 3 juta, engga sembuh ke akupuntur yang lain, dan juga ke dokter neurology juga tidak sembuh.

Terpaksa berobat ke Penang, baru sembuh tapi total biayanya besar sekali untuk penyembuhan ibu jari yang sakit.


Penyebab inflasi di bidang kesehatan  

Berikut ini adalah penyebab kenaikan biaya di bidang kesehatan yang mesti kamu pahami: 

1. Meningkatnya permintaan

Seperti hukum ekonomi, makin banyak permintaan dari supply maka harga pun akan meningkat. Demikian pula dengan penyakit baik saat pandemi atau setelah covid,  virus itu makin merajalela, sehingga masyarakat butuh perlindungan diri dari penyakit.  


Jika sudah terkena infeksi, warga harus akses ke infrastruktur kesehatan,  hasilnya biaya obat, dokter maupun rumah sakit yang harus dibayar cukup besar dibandingkan sebelumnya.
 

2. Biaya produksi naik

Ternyata pabrik yang memproduksi obat juga tak mau kalah untuk mendapatkan keuntungan. Caranya dengan menaikkan harga.

Ketika semua bahan baku impor dari obat ditambah pajak naik,  serta biaya produksi di pabrik obat semuanya dinaikkan harganya.

Baca Juga: Mengelola Risiko Finansial Akibat Masalah Kesehatan, Ini Caranya!
 

3. Jumlah fasilitas dan sarana tidak sebanding

Kurangnya fasilitas dan sarana kesehatan menjadi salah satu faktor meningkatnya biaya kesehatan.  Jumlah fasilitas kesehatan itu tak sebanding dengan jumlah penduduk.

Idealnya jumlahnya adalah bed to population ratio %:1000, artinya 5 tempat tidur perawatan di rumah sakit untuk 1000 penduduk.

Namun, realitasnya daya tampung  rumah sakit tak sebanding dengan jumlah pasien seperti RSCM atau rumah sakit kanker Dharmais itu membludak pasiennya.
 

4. Ketidakpastian

Ketika krisis global terus terjadi dan belum berhenti, membuat krisis ekonomi  global mempengaruhi harga dari bahan baku  yang diimpor oleh negara barang, ototmatis harga impor bahan baku terus melambung naik.
 

5. Motivasi cari keuntungan

Dalam suatu survey Willis Tower Watson diketahui bahwa para produsen obat dan rumah sakit selalu memikirkan profit dari seluruh biaya yang dikeluarkan.  

Orientasi profit dari perusahaan obat selayaknya  seperti perusahaan swasta lainnya.