Alasan Anak Muda Enggak Mau jadi Petani, Bagaimana Solusinya?

Alasan anak muda enggan jadi petani (Foto Ferdous  Hasan, Pixabay.com)

Alasan anak muda enggan jadi petani (Foto Ferdous Hasan, Pixabay.com)


Pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Namun, belakangan ini, minat anak muda untuk terjun ke dalam dunia pertanian semakin menurun.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021, hanya sekitar 10 persen dari total petani di Indonesia yang berusia di bawah 35 tahun.

Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda cenderung menjauh dari profesi yang berhubungan dengan pertanian.

Berbagai faktor mempengaruhi fenomena ini, termasuk pandangan masyarakat tentang profesi petani, akses terhadap teknologi, dan kurangnya dukungan dari pemerintah. 

Baca Juga: Potensi Investasi Saham Sektor Pertanian
 

Alasan Anak Muda Enggan jadi Petani

Salah satu alasan utama mengapa anak muda enggan menjadi petani adalah stigma negatif yang melekat pada profesi ini.


Banyak orang tua dan masyarakat umum yang menganggap pekerjaan sebagai petani sebagai pekerjaan yang kurang menjanjikan.

Data menunjukkan bahwa pendapatan petani sering kali tidak sebanding dengan kerja keras yang mereka lakukan.

Menurut laporan BPS, rata-rata pendapatan petani pada tahun 2020 hanya sekitar Rp 1.500.000 per bulan, jauh di bawah standar upah minimum regional di banyak daerah.

Hal ini menyebabkan anak muda lebih memilih mencari pekerjaan di sektor lain yang dianggap lebih menjanjikan secara finansial. 
 

Teknologi Pertanian jadi Tantangan Anak Muda

Selain itu, akses terhadap teknologi pertanian modern juga menjadi tantangan bagi anak muda. Banyak daerah pedesaan yang masih menggunakan metode pertanian tradisional, sehingga tidak menarik bagi generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi.

Misalnya, penggunaan drone untuk pemantauan lahan atau aplikasi mobile untuk manajemen pertanian masih jarang digunakan di kalangan petani muda.

Menurut Kementerian Pertanian, hanya sekitar 15% petani yang memanfaatkan teknologi digital dalam kegiatan pertanian mereka. Ini menunjukkan adanya kesenjangan antara kebutuhan generasi muda dan praktik pertanian yang ada saat ini.