Strategi Berinvestasi dan Resolusi FInansial di Tahun 2025

strategi investasi dan resolusi finansial_freepik.com

strategi investasi dan resolusi finansial_freepik.com


Menginjak akhir Januari 2025, apakah kita sudah melihat outlook ekonomi Indonesia di tahun 2025.  Outlook Ekonomi Indonesia yang diutarakan oleh Bank Indonesia mencapai sekitar 4,7-5,5%, angka ini jauh lebih rendah dari prediksi sebelumnya yaitu 4,8-5,6% . Ingat Presiden Prabowo menyatakan 8%.  Tentu untuk mencapai pertumbuhan yang direncanakan itu harus punya usaha baik dalam kebijakan maupun stabilitas  yang mendorong pertumbuhan ekonomi.

Hambatan dan tantangan  kuartal ketiga  tahun 2024 menunjukkan bahwa ekonomi kita banyak tak mencapai tujuannya karena ada hambatan yaitu outflow (keluarnya) investor asing di pasar saham sebesar Rp.254,26 miliar karena tidak adanya ketidakpastian siapa presiden hasil pemilu, dan apa kebijakannya.

IHSG  yang pernah mencapai rekor tertinggi di September 2024 hingga 7900-an, ternyata turun drastis hingga 2,65% .  Saham-saham perbankan yang menjadi top ten saham terbaik ikut turun semuanya.
Reksadana Pasar uang sekarang ini indeksnya di sekitar 4,04%.

Penyebab utama dari jeleknya performa Jakarta Index Composite (JIC)
1.Trump Effect
Kebijakan presiden Donald Trump yang banyak mempengaruhi ekonomi Amerika Serikat dan mitra globalnya

2.Down grade MSCI
3.Konglo Stock 

Sebagai penopang atau penggerak indeks saat adanya penurunan saham.

Resolusi FInansial 2025
Setelah membaca dan mendengar outlook performa ekonomi Indonesia, tentunya BMers punya Gambaran bagaimana menata keuangan di tahun 2025 agar tercapai tujuan finansial Anda semua.

1.Manajemen hutang
Ingat bahwa kondisi ekonomi tidak membaik, masih banyak ketidak pastian dalam semua bidang.  PPN yang hanya ditunda sampai 12% , tidak diketahui bagaimana ketentuannya pada 1 Februari 2025.  Apabila pengeluaran Anda lebih besar dari pendapatan, solusinya bukan hutang.  Tetapi cari  solusi yang lebih baik yaitu mengencangkan ikat pinggang dalam hal pengeluaran, atau mencari tambahan penghasilan.

2. Revi.ew kinerja portofolio
Dalam portofolio tahun 2024, perlu direview mana yang tidak optimal menghasilkan cuan sehingga perlu diganti dengan produk investasi yang lain yang lebih menguntungkan dan tetap aman.

3.Mulai menyisihkan idle fund
Gejolak PHK dari perusahaan tetap berjalan terus.  Jika BMers seorang pekerja formal, sisishkan danamu sebelum PHK datang.   Paling sedikit  Tabungan adalah 3X gaji untuk yang single dan 6X gaji untuk yang keluarga.

Tantangan Investasi
Kenaikan PPN
 
Kenaikan PPN yang ditunda hingga Februari 2025.  TEtapi setelah Februari apa yang terjadi?  Kita harus “wait and see” bagaimana kebijakan PPN 12%.

Inlfasi Pangan.
Dengan adanya Program Makan Gratis (MBG) kebutuhan bahan pangan pasti naik.  Jika deman banyak, sedangkan supply kurang, biasanya harga pangan akan naik. AKhirnya inflasi .

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah.
Federal Reserve tidak jadi menurunkan suku bunga karena inflasi dan pengangguran sudah membaik.  Mata uang dolar menguat secara masif.   Investor asing kembali ke negaranya masing-masing.

Kondisi Rupiah yang melemah itu mengakibatkan daya beli masyarakat bawah masih punya dana (karena adanya Kebijakan insentif dari Pemerintah, sementara daya beli masyarakat menengah anjlok karena tak mampu Atasi inflasi sehingga mereka ambil uang dari Tabungan. Sementara untuk masyarakat kelompok atas tak terpengaruh karena  mereka dana yang besar dapat diinvestasikan di sektor yang menghasilkan cuan lebih besar.

Strategi Mengatur Keuangan
Kembali kepada tujuan dari masing-masing individu, apakah tujuan finansial BMer?  Ingin beli rumah, motor, ingin cepat pensiun.
Dengan tujuan yang pasti, Anda dapat mengelola dana keuangan dengan dua cara metode budgeting:
1.Metode 50-30-20 adalah cara mengelola keuangan dengan membagi penghasilan bulanan ke dalam tiga kategori besar: 50% untuk kebutuhan pokok,  30% untuk keinginan dan 20% untuk investasi.
2.Metode 80/20 adalah prinsip pareto yaitu hasil 80% itu berasal dari 20% .  Jadi Anda perlu jeli untuk membagi porsi antara kebutuhan dan investasi.

Dalam bidang investasi seperti dijelaskan di atas, perlu menentukan tujuan finansial dulu. Lalu setelah ada tujuannya, sesuaikan dengan jangka waktu tujuan misalnya untuk beli rumah perlu jangka waktu panjang,  cari produk investasi jangka panjang misalnya saham.  Saham bank besar seperti BNI, Mandiri, BRI dan BCA.
Sementara untuk tujuan biaya kesehatan, mencari investasi jangka pendek, misalnya pasif income Contohnya saham dengan dividen atau yield yang tinggi.